Permainan tradisional anak-anak di negeri ini banyak sekali. Ada kitiran, gasing, dakon, plintheng, payung kertas, othok- othok, dan masih banyak yang lainnya. Umumnya permainan ini disukai oleh generasi yang saat ini berusia 30 sampai 40-an. Jika anak zaman sekarang mungkin asing dengan mainan tersebut, sebab sudah kalah dengan permainan yang ada di gawai.
Ironis memang sebab sebenarnya permainan tradisional memiliki makna bagi orang yang memainkannya. Misalnya permainan tradisional othok- othok. Permainan ini melambangkan kreativitas. Othok-othok dibuat dari bambu, kaleng, diberi hiasan minimalis, bahkan dari bahan sisa-sisa saja bisa jadi mainan yang unik. Hal ini merupakan lambang kreativitas dan keunikan.
Ketika anak memegang othok- othok maka dia akan berjalan sambil mengarahkan othok- othok berjalan ke depan, dan di situ bisa mendengarkan suara yang muncul dari othok- othok itu. Sederhana memang tapi bagi generasi 80-an sungguh menyenangkan dan bisa menghibur.
Saat ini jarang sekali anak-anak usia 1-5 tahun memainkan othok- othok. Selain diangggap kurang gaul dan permainan "desa", karena untuk mendapatkannya pun gampang- gampang sulit. Padahal harganya Rp 10.000,00- Rp 25.000,00 saja. Murah bukan?
Untungnya saat ini, ada kampung dolanan yang terletak di Dusun Pandes, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sana banyak permainan tradisional yang dibuat dan diperjualbelikan. Juni 2020 anak kami akan melakukan perjalanan ke Pandes bersama sekolahnya, mau melihat cara membuat dan memperkenalkan berbagai macam permainan unik yang jarang mereka lihat. Namun sayang pandemi menghampiri dan dibulan Maret sudah tidak boleh ke luar kota. Jadi, batal deh ke kampung dolanan Pandes. Semoga kampung dolanan tetap eksis walau pandemi, demi memperkenalkan permainan tradisional.
Bagi orang tua zaman now, tidak ada salahnya kita membelikan permainan tradisional untuk putra- putri kita. Ini permainan warisan leluhur loh, sehingga jangan sampai hilang ditelan masa. Anak generasi modern memang tidak mungkin tertutup pada teknologi, tetapi ada baiknya seimbang dengan tetap mengenal permainan tradisional.
Mari, kita mulai mengenalkan permainan tradisional mulai dari keluarga kecil. Kalau bukan kita yang memulai mengenalkan kembali, siapa lagi? Sehingga mereka ikut nguri- uri permainan khas tradisional yang sarat makna ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H