UPI, Bandung
Minat belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan siswa dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap siswa. Siswa yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat dalam belajar.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar mempunyai posisi yang sangat penting, sebab disamping itu dapat memberi bekal kemampuan berhitung, juga dapat memberi bekal kemampuan menalar.
Berdasarkan hasil kegiatan KKN Kelompok 30 UPI dalam program pendampingan anak di SDN Cimanggu pada mata pelajaran matematika kelas V beberapa waktu yang lalu, bahwa terdapat beberapa siswa kelas V yang mengalami masalah dalam minat belajar. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor, yaitu pertama dikarenakan kurangnya tenaga pengajar di SDN Cimanggu yang membuat kondisi belajar di SD tersebut kurang terlaksana dengan baik. Akibat kurangnya tenaga pengajar membuat para guru harus mengajar di dua kelas sekaligus maka menyebabkan terbaginya fokus guru kepada siswa saat pembelajaran. Kurangnya fokus seorang guru inilah yang membuat minat belajar anak menjadi menurun. Guru yang harus berpindah-pindah kelas ketika mengajar membuat banyak siswa kurang mendapatkan perhatian, padahal untuk siswa yang kurang minat belajar seperti ini harus diberi perhatian yang khusus.
Faktor yang kedua adalah kurangnya peran orang tua dalam meningkatkan minat belajar anak. Terdapat beberapa orang tua di desa Cimanggu yang sibuk akan dunia pekerjaannya saja tanpa memikirkan masa depan pendidikan anaknya. Padahal dalam hal ini, peran orang tua juga sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah kurangnya minat belajar anak karena orang tua merupakan madrasah utama bagi seorang anak dalam mendapatkan pendidikan. Keberhasilan dalam belajar tidak hanya dibebankan seutuhnya kepada guru tetapi juga kepada orang tua juga.
Faktor yang terakhir adalah kurangnya rasa kemandirian siswa kelas V di SDN Cimanggu saat pembelajaran berlangsung. Banyak siswa yang tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh pengajar dengan alasan malas untuk mengerjakannya. Mereka lebih senang mencontek ke siswa yang sudah mengerjakan atau mereka mau mengerjakan asal soal-soal yang diberikan langsung diberitahu jawabannya. Terdapat juga beberapa siswa yang ingin mengerjakan tetapi tidak tahu harus mulai darimana dikarenakan masih kurangnya pengetahuan siswa terhadap mata pelajaran matematika.
Evarista Erliana Kristiani / Universitas Pendidikan Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H