Lihat ke Halaman Asli

Agen Asuransi

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika anda telah jenuh dengan pekerjaan anda saat ini, tentunya anda menginginkan beralih profesi. Pertanyaannya menjadi apa?  Bolehkah saya membantu menjawab untuk anda, jadilah seorang agen asuransi yang profesional.

Agen asuransi adalah pekerjaan profesional yang menjanjikan income unlimited. Namun, tidak banyak orang yang bercita-cita menjadi seorang agen asuransi. Bahkan jika dicermati, banyak orang yang menjadi agen asuransi karena "terpaksa" atau "tidak enak hati" sama teman yang mengajak.

Pengalaman berbeda terjadi pada diri saya, karena saya menjadi agen asuransi dengan kesadaran sendiri. Bahkan saya yang mendatangi agen asuransi dan menyatakan diri ingin bergabung. Saat itu saya menginginkan pekerjaan sampingan untuk tambahan income, yang dapat saya kerjakan tanpa harus meninggalkan pekerjaan tetap saya sebagai pegawai negeri.

Tanpa pengalaman dibidang marketing, dengan latar belakang ilmu kehutanan dan pekerjaan yang digeluti selama ini sebagai pegawai negeri di Kementerian Kehutanan, saya memberanikan diri untuk mulai profesi baru sebagai agen asuransi atau dalam bahasa kerennya finnancial consultant.

Alhamdulillah, tidak terasa sudah lebih dari lima tahun saya menjalani profesi rangkap, sebagai pegawai negeri sekaligus agen asuransi. Mengingat lingkungan pekerjaan tetap saya adalah pegawai negeri, maka nasabah saya pun sebagian besar adalah teman-teman pegawai negeri. Sejalan dengan waktu pasar alami saya juga berkembang, mulai dari teman-teman sekolah, teman-teman kuliah, tetangga, teman-teman kegiatan sosial, dan teman-teman baru yang saya kenal karena pekerjaan saya sebagai pegawai negeri.

Suka duka menyertai profesi saya sebagai agen asuransi, sukanya tentu karena income yang saya peroleh lumayan besar jika dibandingkan dengan gaji pegawai negeri. Dukanya adalah saat menerima penolakan demi penolakan, namun beruntung saya termasuk orang yang tidak mudah putus asa saat menerima penolakan. Saya mempunyai klien yang baru mau membeli polis setelah menolak saya selama dua tahun. Bahkan klien saya itu menjadi nasabah yang loyal karena sudah membeli 8 polis asuransi dari saya.

Mengapa pegawai negeri harus mempunyai asuransi? Mengapa seorang ayah harus mempunyai asuransi? Mengapa pegawai swasta harus mempunyai asuransi? Mengapa wanita lajang harus mempunyai asuransi? Mengapa wiraswastawan harus mempunyai asuransi? Mengapa anak-anak harus mempunyai asuransi? Jawaban atas semua pertanyaan-pertanyaan itulah yang saya melakukan sampaikan saat prospek kepada calon nasabah. Pada catatan harian yang akan datang saya akan menulis bagaimana saya menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline