Nietzche yang bernama lengkap Friedrich Willem Nietzsche lahir di Rcken, 15 Oktober 1844, adalah seorang filsuf yang terkenal dengan kata "God Is Dead". Tulisannya berbentuk aforisme yang menandakan bahwa dia tidak ingin mengikuti sistem pada zamannya. Nietzsche juga dikenal sebagai seorang filsuf yang mengacak-acak moralitas, teruatama moralitas Kristen di Eropa pada saat itu. Konsepnya mengenai Ubermensch juga menjadi inti pemikiran dari Nietzsche.
Menurut saya Kepentingan pribadi, sebagai konsep etika dan moral telah menjadi subjek penelitian filsuf dari Yunani kuno hingga saat ini, Filsuf modern seperti Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas, Hume, Kant, Bentham, Mill, Nietzsche, serta Levinas dan Rorty, terus mendalami topik ini. Faktanya, kepentingan pribadi dibahas tidak hanya sebagai teori moral filosofis, tetapi juga sebagai objek kajian yang bersifat psikologis bahkan ekonomi.
Dalam ilmu ekonomi, kepentingan pribadi, salah satu konsep kunci Adam Smith, bapak ekonomi modern, dapat ditelusuri kembali ke teori moral kepentingan pribadi Nietzsche. Smith juga banyak merujuk pada teori moral yang dikembangkan oleh Nietzsche. Oleh karena itu, salah satu pertanyaan ilmiah yang menarik untuk dikaji lebih lanjut adalah bagaimana teori moral self-interest yang dikemukakan oleh Nietzsche kemudian menjadi penting dalam pemikiran tentang self-interest Adam Smith dan ekonom lainnya, apakah sudah populer?
Kecenderungan dasar teori moral egoistik Nietzsche adalah menghargai diri sendiri dan tidak melupakan diri sendiri ketika bertindak. Saat mengambil tindakan, standar Anda haruslah diri Anda sendiri, bukan orang lain. Proses penentuan nasib sendiri memerlukan sikap tegas, kuat, tegas, bergerak maju, pantang menyerah, tidak mudah menyerah, dan tidak bersifat parasit.
Sejujurnya, nilai-nilai dan etos itulah yang mendasari perekonomian. Jika motivasi mengejar keuntungan pribadi tetap ada, maka perekonomian akan maju dan berkembang. Pandangan Nietzsche valid karena dalam kondisi perekonomian yang kompetitif dan sulit, semua pengusaha harus berusaha memanfaatkan peluang yang ada untuk mendapatkan keuntungan. "Moralitas utama" Nietzsche relevan di sini sebagai senjata untuk pembangunan ekonomi. Perorangan, perusahaan, dan pelaku ekonomi akan bangkrut jika tidak memperoleh keuntungan.
Lebih lanjut, dalam pandangan Nietzsche, semangat mengejar kepentingan diri sendiri merupakan semangat alamiah manusia. Saat ini orang berbicara tentang ekonomi libidinal atau ekonomi keinginan hanya untuk mengingatkan kita bahwa aktivitas ekonomi dan semangat keuntungan pribadi itu sendiri adalah keinginan alami. Nietzsche tidak sendirian bersama Adam Smith, bapak ekonomi modern, membahas dampak kepentingan pribadi dan kepentingan rasional dalam The Wealth of Nations dan The Theory of Moral Sentiments.
Smith menemukan bahwa kepentingan pribadi dan kepentingan rasional adalah motif paling penting dalam kegiatan ekonomi. Teori "tangan tak terlihat" yang diperkenalkan oleh Smith pada abad ke-18 menyatakan bahwa ketika orang bertindak demi kepentingan mereka sendiri dalam ekonomi pasar, dampaknya tidak hanya bermanfaat bagi individu, produsen, dan konsumen, tetapi juga bermanfaat bagi orang lain.
Hal ini menunjukkan bahwa hal ini juga dapat dirasakan oleh orang lain Dari masyarakat luas Oleh karena itu, pada tahun kita harus memupuk kepentingan pribadi dan rasionalitas. Jika masyarakat tidak mempunyai kepentingan pribadi yang rasional, maka perekonomian tidak akan berkembang.
Menurut Smith, dalam ekonomi pasar, individu, perusahaan, kapitalis, dan pengusaha memiliki sumber daya seperti tenaga kerja, uang, tanah, dan izin, dan menggunakannya untuk keuntungan mereka sendiri. Untuk mencapai keuntungan semaksimal mungkin untuk diri Anda sendiri melalui perdagangan dan perdagangan di pasar.
Dalam sistem seperti ini, peran negara dan pemerintah semakin kecil. perekonomian didorong oleh dua kekuatan mendasar: kepentingan pribadi dan persaingan, bagi Pak Smith, motif utama kegiatan ekonomi adalah kepentingan pribadi.
Dalam bukunya The Wealth of Country, Smith menulis, "Kami mengharapkan makan malam kami bukan dari kebaikan tukang daging, pembuat bir, atau pembuat roti, namun dari pertimbangan kepentingan mereka sendiri " (Kenton, 2019).