Untuk sebagian orang kata "stereotip" mungkin terdengar asing, namun nyatanya tanpa disadari stereotip ini banyak sekali dilakukan oleh kita dalam kehidupan sehari-hari. Lalu apa sih sebetulnya stereotip itu?
Stereotip adalah sebuah keyakinan positif ataupun negatif yang dipegang terhadap suatu kelompok sosial tertentu. Setelah munculnya stereotip maka akan munculah prejudice/prasangka yang merupakan sikap negatif yang tidak dapat dibenarkan terhadap anggota kelompok tersebut.
Prasangka dapat berupa perasaan tidak suka, marah, jijik, tidak nyaman dan bahkan kebencian. Setelah munculnya steretip dan prasangka akhirnya dapat muncul diskriminasi yang merupakan perilaku negatif yang tidak dibenarkan pula untuk anggota kelompok tersebut (Stangor, 2011).
Stangor ( 2011) melanjutkan bahwa stereotip itu berada dalam ranah kognitif sedangkan prasangka dalam ranah afektif dan diskriminasi berada dalam ranah perilaku yang munculnya.
Namun ternyata pengaruh lebih lanjut karena stereotip bukan hanya pada perilaku kita saja, tetapi juga perilaku korban stereotip ketika kita berinteraksi dengan mereka yang bisa menjadi dugaan pemuas diri sehingga lebih merusak. Misalnya anggota kelompok tersebut mulai melakukan sesuatu sesuai dengan stereotip itu dan menampilkan karakteristik yang sesuai dengan stereotip tersebut. Kalau stereotip itu hal positif tentunya akan jadi baik, tapi apa jadinya jika stereotip yang ditanamkan adalah hal negatif ( Sears; Freedman & Peplau, 1985).
Penulis merasa tertarik menuliskan hal ini karena stereotip seringkali terjadi di belahan dunia termasuk di indonesia, jadi pada tulisan ini kita hanya fokus pada sterotip saja ya sedangkan prasangka dan diskriminasi bisa dibahas di lain kesempatan. Penulis akan memberikan contoh-contoh stereotip yang seringkali ada di sekitar kita.
Stereotip itu ada yang positif dan ada yang negatif ya, misalnya etnis minang/padang nih stereotip positifnya adalah pekerja keras dan pedagang namun setereotip negatifnya adalah keras kepala dan egois.
Nah oleh karena adanya stereotip tersebut akhirnya ketika kita bertemu dengan orang padang munculah prasangka-prasangka sehingga perilaku kita pun menyesuaikan dengan stereotip tersebut padahal belum tentu orang minang/padang yang kita temui adalah orang yang kerasa kepala, egois, pekerja keras dll. Inilah bahayanya jika kita berperilaku sesuai dengan stereotip yang berlaku.
Contoh lainnya pada etnis di Indonesia aja dulu ya, misalnya pada etnis papua yang terkenal dengan keprimitifan dan agresifitas yang tinggi namu faktanya tidak semua orang papua demikian, papua tetap ada wilayah kota nya tidak semua pedalamannya. Meskipun sebagian besar iya, sangatlah berbahaya jika kita menganggap semua orang papua primitif dan agresif karena stereotip yang ada.
Kemudian etnis selanjutnya misalnya batak nih, orang batak terkenal dengan volume suara yang keras dan nada suara yang tinggi sehingga terdapat stereotip bahwa karakternya pun demikian, keras dan kasar. Padahal faktanya meskipun sebagian besar demikian belum tentu orang batak yang kita jumpai demikian karakternya, sehingga tidak tepat jika kita ikut berperilaku sesuai dengan stereotip yang ada.
Nah sekarang kebalikan dengan etnis batak yaitu etnis sunda, dari suaranya orang sunda terkenal dengan suara yang lembut dan mengalun sehingga terdapat stereotip positif bahwa karakternyanya lemah lembut dan sopan serta terdapat stereotip negatif nya kurang power atau kurang semangat ketika beraktivitas.