Melalui kajian kegemaran membaca masyarakat indonesia tahun 2021 lalu, yang mencakup 34 provinsi di Indonesia, nilai tingkat gemar membaca masyarakat Indonesia pada 2021 mencapai angka 59,52 dari skala 0-100.
Melihat semakin mudahnya masyarakat dalam mengakses literasi di era digital, angka tersebut tentunya masih belum dapat dikatakan ideal.
Hal tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat faktor lain selain akses literasi. Salah satunya yaitu stigma bahwa membaca adalah aktivitas membosankan. Tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat buku yang ceritanya membosankan. Tapi rasanya tidak adil jika hal ini digeneralisir untuk semua buku. Membaca itu menyenangkan kok, jika kita tahu bagaimana caranya. Bagi kamu yang pernah merasakan bosan atau masih terjebak stigma, gak papa kok, dulu aku juga pernah merasakan hal yang sama sampai akhirnya aku menerapkan cara ini!
1. Tanamkan persepsi akan pentingnya membaca buku
Penanaman persepsi diibaratkan sebagai penanaman pondasi yang akan menguatkan dan meyakinkan diri dalam melakukan suatu aksi atau tindakan, dalam hal ini membaca. Sudah tidak asing di telinga kita bahwa buku adalah jendela dunia. Aku menyetujuinya. Lebih dari itu, bagiku buku seperti seni yang bisa membuka mata hati dan pikiran.
Dengan membaca, kita akan mengetahui sisi lain dunia yang belum pernah kita pijak, isi pikiran orang lain yang kita gak pernah tau. Kalau kemarin aku gak memulai baca buku, mungkin aku belum tentu setegar ini berada di tengah hiruk pikuknya kehidupan, gak ngerti cara bersyukur yang benar seperti apa, juga gak paham tentang mimpi dan cita-cita.
2. Mulailah dengan genre buku yang kamu suka
Baik fiksi ataupun non fiksi, keduanya sama berharganya. Keduanya hasil karya penulis yang sudah bersuka hati membagikannya kepada kalian. Buku yang paling best sellerpun tidak menjamin kamu akan menyukainya loh. Semua kembali lagi kepada preferensi kalian masing-masing. Perbedaan selera bukan pertanda suatu keunggulan dan bukanlah hal yang bisa dipaksa. Jika kamu menyukai bacaan terkait pengembangan diri, kamu bisa memulainya dengan buku non fiksi bertema self improvement. Aku merekomendasikan Atomic Habits atau Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa karya penulis dalam negeri, Alvi Syahrin.
3. Ikutilah sesekali event komunitas baca
Jika kesulitan menemukan teman baca di sekelilingmu, tenang aja ya. Saat ini komunitas baca mulai eksis loh. Kamu bisa dengan mudah mendapatkan informasinya melalui media sosial. Seperti komunitas baca yang aku ikuti bernama baca bareng, kegiatannya berjenis online dan offline. Komunitas inipun tidak memberikan tugas mereview, tidak menunjuk salah satu peserta untuk menceritakan bacaannya, sehingga kita gak perlu takut atau terbebani.
Melalui komunitas baca, kalian akan mendapatkan teman baca baru yang jika berbaik hati, mereka akan memberikanmu rekomendasi bacaan yang seru, store buku langganannya atau tempat baca buku favoritnya. Beruntungnya, setiap teman baca yang aku temui di komunitas, mereka amat menyenangkan dan beberapa mengajakku berkenalan duluan.
4. Bacalah sambil diiringi lagu favoritmu!
Menurutku ini cara yang paling jitu untuk aku si penyuka musik. Aku selalu mengandalkan souncloud sebagai teman membaca. Selain itu, saat ini juga banyak sekali playlist music for reading di spotify. Entah itu bengenre lofi, classic, jazz, pilih saja sesuai selera kalian ya. Aku biasa menyelaraskannya sesuai tema buku yang aku baca. Bahkan ada juga loh buku yang sudah membuat playlist bagi para pembacanya. Salah satunya yaitu novel Secangkir Kopi dan Gedung Pencakar Langit. Aku juga merekomendasikan novel ini bagi kamu penyuka tema romance!
5. Bacalah di tempat dan waktu ternyamanmu
Tempat dan waktu bisa mempengaruhi mood dan energimu juga loh. Sebab ada beberapa orang yang merasa energinya lebih cepat terkuras saat berada di tempat ramai. Jika kamu nyaman membaca tempat yang ramai, kamu bisa memilih taman kota, kafe, atau compound space. Saat ini sudah banyak kafe yang mempunyai sudut baca loh! seperti iLegal Library atau Sleepy Head Coffee yang letaknya di Jakarta. Namun, jika kamu lebih nyaman dengan keheningan, kamu bisa memilih perpustakaan, coffeeshop yang hidden gem atau di rumah sendiri xixi.
Sebenarnya aku bisa membaca buku di tempat ramai ataupun jauh dari keramaian. Namun, tempat paling nyaman sudah pasti teras rumah di sore hari menjelang tenggelamnya sang jingga menuju kaki cakrawala. Aku memilih sore hari sebab di waktu itulah aku sudah bisa lepas dari kewajiban harianku. Sesekali kulakukan juga saat break aktivitas dengan buku sekali duduk yang bahasannya ringan seperti Convenience Store karya Sayata Murata. Selain di rumah sendiri, akupun mempunyai tempat favorit lain yang bisa kalian jadikan opsi yaitu Taman Suropati dan Taman Ismail Marzuki.