Kita pasti sudah tahu bahwa konflik adalah akar dari banyak peperangan dan pertikaian dunia. Konflik selalu membuat orang tidak nyaman dan merasa tertekan. Sebaliknya perdamaian adalah hal yang mendasar dan penting bagi banyak pihak agar membuat dunia lebih berdaya dan sejahtera.
Dunia makin sadar bahwa pendidikan perdamaian adalah strategi pencegahan paling efektif sejak dini. Pendidikan ini untuk mengajarkan nilai-nilai kekerasan, persatuan, saling menghormati dan toleransi. Hal-hal ini punya dimensi penting dalam masyarakat dan bangsa. Sesuai konteksnya.
Semisal toleransi di Indonesia mencakup perbedaan etnis, perbedaan kepercayaan, perbedaan bahasa dll. Perbedaan ini harus diubah menjadi kekuatan yang mempersatukan. Kita tentu ingat ketika 10 November semua pemuda dari banyak kalangan di masyarakat yang bersatu untuk melawan penjajah di Surabaya. Rasa persatuan di atas perbedaan ini penting sekali.
Dalam pendidikan kita harus sadar juga soal konteks. Peperangan kian tak sesuai lagi dengan konteks sekarang. Konflik konflik etnis di Myanmar, Philipina, India, Suriah, Palestina dll sudah saatnya dihentikan dan dilebur untuk perdamaian.
Karena itulah perdamaian harus mulai disounding kepada generasi muda melalui pendidikan perdamaian. Pelajar dan mahasiswa diajarkan soal perbedaan dan kebinekaan dalam konteks kecil lalu mereka diperkenalkan juga ke konteks yang lebih besar yaitu pahaman soal perdamaian dunia.
Jika ruang pendidikan di sekolah dasar, menengah dan perguruan tinggi, telah mampu menanamkan pola pikir dan cara pandang masyarakat dunia tentang perdamaian, maka perdamaian dunia bukan lagi sekedar impian. Tetapi akan terwujud menjadi kenyataan.
Tapi kita ingat bahwa pendidikan perdamaian bukan sebatas ruang sekolah. Pendidikan bisa dilakukan di tengah keluarga, masyarakat, sekolah bahkan di dunia maya.
Mengedukasi nilai perdamaian di dunia maya justru hari ini menjadi langkah strategis yang bisa diambil perannya oleh generasi millenial saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H