Lihat ke Halaman Asli

Eva Nurmala

karyawan swasta

Rekonsiliasi Penting Pasca Pilkada

Diperbarui: 2 Juli 2018   20:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tempo.co

Ada hal menarik ketika pencoblosan pada Pilkada serentak usai dilakukan dan quick count (QC- hitung cepat) mulai diumumkan oleh beberapa lembaga survey. Hasil QC itu memakai metodologi tertentu untuk menghitung hasil pencoblosan yang dilakukan siang itu. Meski semuanya harus menunggu hasil riil count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) tapi biasanya hasil QC adalah sejalan dengan hasil riil count.

Hal yang menarik itu adalah ketika hitungan QC diumumkan dan paslon dinyatakan unggul, mereka segera memberikan pidato untuk pengantar pernyataan  kemenangan (meski selalu menyelipkan kata-kata -- kita tunggu hasil resmi dari KPU).

Pada pidato itu biasanya para paslon mengucapkan puji syukur atas hasil kemenangan itu dan tidak lupa menyebut bahwa kemenangan itu adalah kemenangan satu daerah yang memilih  atau dengan kata lain kemenangan bersama.  Artinya bila kemenangan benar-benar sudah diresmikan, semua pihak harus menghormati hasil pilihan mayoritas itu.

Disinilah paslon lawan yang kalah suara harus berbesar hati menghargai pilihan mayoritas itu. Hakekatnya demokrasi itu berlandaskan kebebasan berpendapat sehingga bisa saja orang punya pendapat atau pilihan yang berbeda.

Negara kita juga sudah menunjukkan iklim demokrasi yang berjalan lebih baik. Misalnya ada daerah dimana kotak kosong menang dibanding calon tunggal. Ini berarti rakyat sudah tahu calon yang punya visi yang baik dan sreg dengan hati para pemilih. Semua pihak harus menghargai hal itu.

Lebih jauh dari itu, hal yang perlu dilakukan adalah  rekonsiliasi antara pihak yang kalah dan yang menang. Rekonsiliasi ini penting agar paslon terpilih bisa melaksanakan program dengan baik. Dalam rekonsiliasi itu, paslon kalah juga bisa menawarkan program yang dianggap baik untuk diterapkan oleh paslon yang unggul.

Ini memmang tidak mudah secara psikologis, karena setelah sekian lama berjuang (nyaris empat bulan kampanye) dan menghabiskan energy serta materi , paslon yang kalah harus berbesar hati untuk menerima kondisi ini, terlebih juga bila paslon kalah mampu melampaui rasa hatinya untuk memberi masukan kepada paslon unggul.

Begitu juga menenangkan para pendukung untuk menerima kekalahan itu sebagai sesuatu yang harus diterima semua pihak. Jangan sampai pendukung tidak terima atas kekalahan mereka dan menantang atau membuat onar sekeliling. Sekali lagi kebesaran hati untuk menerima kenyataan dan kemudian berekonsiliasi memang diperlukan.

Semua pihak harus sadar bahwa cita-cita bersama  berbangsa yaitu mewujudkan kesejahteran, kedamaian dan keadilan bagi seluruh masyarakat adalah hal terutama dalam pemerintahan. Kedamaian penting diciptakan agar jalan menuju cita-cita bisa terwujud dengan baik.

Hal itu juga yang harus dipegang oleh paslon yang menang dalam pilkada, sehingga pilkada tidak sekadar hanya memperoleh kekuasaan saja, tapi untuk kesejahteraan semua pihak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline