Lihat ke Halaman Asli

Too Much Love or No Love At All?

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Secara umum kita menilai bahwa pasangan yang bahagia adalah pasangan yang terlihat sangat intim atau sangat dekat. Masyarakat seringkali menilai bahwa mereka yang begitu dekat bahkan bisa dikatakan ‘nempel’ seperti perangko itu adalah pasangan yang begitu saling mencintai. Keintiman atau kedekatan ini bisa dikatakan telah menjadi salah satu indikasi kondisi pasangan yang bahagia.

Kedekatan atau keintiman bisa didefinisikan sebagai ikatan emosional yang dimiliki pasangan dan keluarga terhadap satu sama lain. Ikatan emosional ini biasanya dimulai sejak masa pacaran dan akan bertumbuh dan berubah sepanjang kehidupan pasangan. Biasanya pada masa pacaran pasangan akan begitu dekat bahkan sangat dekat. Apalagi pada masa-masa awal pernikahan. Namun seiring berjalannya usia pernikahan, kedekatan atau keintiman ini cenderung mulai memudar. Nah, kemungkinan akan muncul permasalahan terkait dengan kedekatan pasangan satu sama lain.

Menurut Dr. David Olson ada lima tingkatan kedekatan yakni mulai dari disconnected (sangat rendah), somewhat connected, connected, very connected, to overly connected (sangat tinggi). Tingkatan ini menunjukkan bahwa setiap pasangan bisa berada pada kondisi dimana ia sangat dekat dengan pasangannya atau sebaliknya sangat tidak dekat dengan pasangannya. Menurut Olson, tingkatan yang ekstrem atau tidak seimbang (disconnected atau overly connected) umumnya lebih bermasalah bagi hubungan dalam jangka panjang. Ini berarti bahwa pasangan yang terlalu dekat atau sebaliknya sangat tidak dekat cenderung berpotensi mengalami masalah hubungan dalam jangka panjang.

Mereka yang disconnected “melakukan segala sesuatu sendiri,”. Mereka biasanya memiliki ikatan emosi yang rendah dalam hubungan mereka. Begitu juga dengan tingkat  komitmen yang terbatas dalam hubungan mereka. Sementara itu kalau tingkat kedekatan terlalu tinggi (overly connected), terlalu banyak konsensus/kedekatan emosional dalam keluarga dan terlalu sedikit independensi. Akibatnya pasangan tidak bertumbuh atau berkembang sebagai pribadi.

Yang paling baik adalah hubungan yang seimbang. Kedekatan emosi yang seimbang yang membuat kehidupan pernikahan dan keluarga menjadi optimal. Pasangan yang mampu menyeimbangkan kedekatan emosi mereka adalah mereka yang memiliki keseimbangan yang baik antara keterpisahan dan kedekatan. Ada saatnya dekat namun pasangan juga mampu membangun kehidupan pribadi yang bertumbuh. Dengan demikian ada keseimbangan antara “Kita” dan “Aku”.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline