Lihat ke Halaman Asli

Cukupkah Mengamalkan 1 Sila Pancasila Saja?

Diperbarui: 19 Juni 2017   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : http://rikiyudha.web.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/8933/2016/04/garuda_pancasila_by_daruism-d37dobs.jpg

Judul di atas telah menjadi sebuah pertanyaan dan tantangan besar bagi kita,terutama bagi generasi muda yang kedepannya akan menjadi penerus bangsa ini.Pertanyaan di atas hampir mirip dengan : "Jika saya hanya makan telur,apakah itu sama dengan saya makan soto ayam?" Jelaslah bahwa jawaban dari pertanyaan ini adalah : TIDAK ! TIDAK cukup apabila kita hanya mengamalkan salah satu sila dalam Pancasila tetapi kemudian mengabaikan sila-sila yang lain.Mengapa demikian?

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia telah disusun sedemikian rupa oleh para bapak pendiri bangsa ini (The Founding Fathers).Mereka telah mencurahkan segenap pikiran,waktu,dan tenaga untuk merencanakan suatu konsep dasar negara yang menjadi pedoman penentu arah bangsa ini.Dapat kita lihat bahwa di dalam Pancasila ada 5 sila yang saling berkaitan dan menjiwai satu sama lain (Ketuhanan,Kemanusiaan,Persatuan,Kerakyatan,dan Keadilan Sosial).Yang menjadi tantangan terbesar di sini adalah menerapkan kelima sila Pancasila itu dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber : https://gunawank.files.wordpress.com/2011/06/rapat-1-bpupki.jpg?w=278&h=181

Ada beberapa anggapan dalam masyarakat (meskipun tidak banyak) yang mengatakan bahwa dengan mengamalkan salah satu sila Pancasila saja,maka mereka sudah mengamalkan Pancasila.Ada juga yang berkata bahwa dengan beriman kepada Tuhan YME sudahlah cukup untuk mewakili Pancasila secara keseluruhan.Tentulah semua anggapan itu tidaklah tepat karena orang yang beragama dan beriman pun,apabila mengabaikan nilai kemanusiaan (suka saling memfitnah antar sesama manusia,tidak menghargai kehidupan orang lain) maka sama saja dengan orang itu menjadi sampah masyarakat.Begitu pula jika kita mengaku menjunjung tinggi kemanusiaan yang adil dan beradab,tetapi masih melupakan persatuan dan kesatuan (suka membawa isu SARA,membeda-bedakan orang,dll.) itu sama saja dengan membohongi diri sendiri dan orang lain.

Dewasa ini pun,masalah-masalah yang sering terjadi di negeri ini juga dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman akan Pancasila secara keseluruhan.Kasus-kasus seperti korupsi dan penggelapan uang seringkali terjadi karena kurang dijiwainya Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.Para koruptor dan orang-orang yang terjerat kasus itu seringkali tahu dan sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu sebenarnya salah dan merugikan orang lain,tetapi karena adanya keinginan untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri/rekan dekatnya maka tindakan yang salah itu masih tetap saja dilakukan.Adapun fakta yang lebih ironis lagi,adanya pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan selama  mengenyam bangku pendidikan formal tidaklah menjadi jaminan bahwa Pancasila akan dijiwai secara penuh.Inilah hal-hal yang seharusnya membuat kita sadar diri dan prihatin sebagai rakyat Indonesia yang telah mengalami suatu proses "krisis Pancasila" dalam kehidupan.

Maka dari itu,jika kita ingin menjadi orang Indonesia yang berbudi luhur dan berakhlak mulia,maka mulai sekarang kita harus menjunjung tinggi Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman hidup kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Hilangkanlah anggapan bahwa dengan mengamalkan salah satu sila saja sudah mewakili Pancasila secara keseluruhan.Itu adalah anggapan yang salah karena pada dasarnya,sila-sila yang ada dalam Pancasila itu begitu indah dan luhur sehingga satu sila dengan yang lain tidak dapat dipisahkan.

Pertanyaan untuk direnungkan pembaca :

Sudahkah saya mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam lima sila Pancasila secara keseluruhan dalam kehidupan sehari-hari?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline