Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Ini Aku Cinta Dia dan Dirinya?

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari demi hari bergulir dengan cepat, 7 tahun telah kita lewati bersama. Ada sedih, senang, kecewa dan bahagia. Aku merasa senang karena kita sanggup melewatinya meski pernah ada di ambang kehancuran. Tapi entah mengapa hati in mulai gelisah lagi.

Dan hari ini tepat tanggal 15 Juni aku berulangtahun yang ke-20. Aku menulis di blogku tentang kamu dan tentang perasaan yang kian hari mulai aneh. Aku merasa takut dan gundah gulana setelah aku mendapat pesan bahwa mantan kekasihmu bakal pulang dari Jakarta. Dan dia mencari tahu tentang kamu. Yaa, dia pulang karena neneknya sakit dan hanya ma dirawat dengan dia.

Kemudian aku memencet tuts hapeku, untuk mencari nomor huda. Huda ini adalah sahabat karibnya dan bahkan sudah dianggap saudara oleh pacarku. Kemudian aku call si huda. Sudah di angkat tetapi aku panggil tak ada jawaban darinya. Kemudian aku pun menutupnya. Hapeku berbunyi, dan da 1 SMS di layar hapeku. Aku membukanya, ternyata dari Huda. Pesan nya berbunyi “ ini siapa ya?”. Dan aku membalas dengan singkat ” lina ”. Dia membalasnya “ oh, kenapa?”. Tanpa pikir panjang. Aku menelepon ulang, dan terdengar suara dari hapeku.

“hallo assalamulaikum” katanya

“walaikumsalam hud, aku butuh solusi dari kamu” dengan cepat aku menjawabnya

“ kamu kenapa lagi? Hehe” sambil terkekeh

“aku mau cerita, aku harus bagaimana bersikap jika si yusti mantanya rachmat balik ke magelang, dan kayaknya sih yusti pengen kerja bareng dan kuliah bareng?” kataku dengan perasaan sedih.

“itukan baru seandainya kan belum beneran kan?”

“iya sih hud, tapi aku tuh merasa takut kalo itu benar terjadi dan rachmat bakal balik ke yusti.”dengan mata berbinar-binar aku menjawab dari ujung telepon.

“positif thingking ajalah, jangan prasangka buruk, jalani apa adanya. Kalo enggak ya suruh dia ngelamar kamu. Hehe.”

“ah, gila apa kamu hud. Kuliah aja belum kelar masih labil pula aku nya, masak gitu mana mungkin. Au bisa di gantung sam aortuku kalii hud.”

“yaa, emang kenapa daripada kamu kayak gitu terus. Kan cuma lamaran dan tunangan nikahnya nanti aja.”

“ah, enggaklah hud. Aku mau kuliah, kerja baru nikah.”

“nah, kalo kamu maunya gitu yaa kamu postif thingking donk, semua itu pasti indah pada waktunya. Hubungan yang baik itu adanya saling kepercayaan satu sama lain kayak aku sama nia. Walopun aku disini dia di jakarta tapi kita saling percaya kok. Aku gak pernah telpon atopun smsan. Tapi kita saling mendoakan. Itulah caranya kami saling memeluk dan mencintai karena Allah.” dengan sabar dan tenang dia berbicara panjang lebar.

kemudian kami pun mengakhiri telepon karena ku rasa sudah cukup dan sudah malam pula takut ganggu istirahatnya. Gundah gulanapun cukup hilang dari hatiku. Yaa walopun masih sedikit membekas sih. Iseng membuka facebookku dan melihat di beranda ada status temanku yang menuliskan bahwa dia sedang mengalami kecelakaan. Hah kenapa si bagus yaa? Pikirankupun mendadak terpusat olehnya. Dan ku kirim pesan melalui hapeku.

Berbunyi:”cepat sembuh ya?”. Dan dia membalasnya “ makasih, kamu maen kesini ya?”. Aku bilang besok aku akan datang.

Keesokan paginya seperti biasa ada sms dari rachmat ngucapin selamat pagi. Rasanya aku ingin bercerita tentang si yusti padanya namun entah mengapa aku belum sanggup untuk bicara padanya. Terkadang dada ini begitu sesak. Daripada aku pusing mikirin itu, aku memutuskan untuk memberitahu dinda bahwa bagus mengalam kecelakaan dan aku ingin mengajaknya untuk menjenguk agus dirumahnya. Dinda pun setuju dan kami bertemu dijalan dan menuju tempat bagus. Dan setelah sampai kami pun disambut oleh bagus yang tangan kananya di perban dan tangan kirinya lecet-lecet.

“ gus kamu tuh kenapa jadi gini sih?” jawabku dengan perasaan khawatir.

“ya aku tuh jatuh dari motor karena menghindari penjual es krim” katanya.

“ kamu pasti ngelamun yaa mikirin dia yang pergi merantau ya? Hingga kamu gak konsen dan jatuh” kataku nyerocos tanpa jeda.

“hehe” dia hanya tertawa

“ih, malah ketawa. Berarti bener kan? Huh.. masih sakit gak tuh tangannya”

“ya masih lah kan retak, Cuma udah agak mendingan sih”

“duh, kasian sih... makanya jangan ngelamun.. suruh memperhatikan donk” ledekku dengan tawa.

“ iya tuh kurang perhatian jadi jatuh” si dinda menimpali pembicaraan aku dan bagus.

“siapa yang mau memperhatikan coba, beda pulau gitu” jawabnya sambil senyum

“yaa, ini loo.. deketku mau kok gus” kata dinda meledekku

“ahh, apaan sih” jawaku senyum malu.

Kemudian percakapanpun semakin panjang dan ada rasa bahagia yang menyelimuti dirikua. Entah perasaan apa ini. Aku merasa butir-butir cinta menjadi virus hatiku. Dulu aku dan dia punya perasaan tapi karena kita sudah memiliki masing-masing kita hanya menyimpannya di hati saja. Sudah sejak lama telah ku pendam dan sedikit terlupa tapi semenjak ketemu dengan si bagus perasaan itu kembali dan menyelusuri benak-benak dan reruntuhan hati yang galau.

Bagaimanakah aku? Binung tak menentu.. dan pas aku dengar lagunya fatin shidqiia-aku memilih setia jadi tambah mak jlebb dihati.. seperti dinyata tuh lagu.... yaa aku tak mungkin meninggalkan rachmat untuk bagus... pikirku..

Tapii dalam hati kecilku aku ingin bersama bagus menemani dia yang ditinggal merantau pacarnya. Tuhan maafkan aku mencintai dia dan dirinya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline