Lihat ke Halaman Asli

Petani? Dipandang Sebelah Mata Tapi Mulia

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“petani”? tak asing lagi di dengar. Sesorang yang mungkin dianggap sebelah mata, dan pasti anak-anak muda tidak mau mengenal menjadi seorang petani. Petani pun di anggap sesorang yang termasuk miskin bagi mereka yang berdasi maupun orang yang berlalu lalang dengan mobilnya yang mewah. Tapi menurutku tidak, mereka itu kaya. Kaya hati dan kaya semangat untuk hidupnya. Berjuang mati-matian untuk menggarap ladangnya. Jadi seoarang anak petani pun aku bangga. Nyatanya, banyak para petani yang justru dapat menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi ke uniersitas ternama. Dari diploma, sarjana dan melanjutkan sekolah magisternya. Hebat bukan mereka?

Petani itu pun pekerjaan yang begitu muia. Menanam kebutuhan pokok yang kita butuhkan. Gak cuma itu, profesi petani itu justru tidak menyebabkan global warming. Yaa tinggal di sekeliling sekte pertanian berasa nyaman tidak bising dari kendaraan yang berlalu lalang. Yaa, lumayan dibanding perkotaan. Petani tuh, pokoknya luar biasa apalagi kalo musim bawang merah. Di kawasan parangtrtis nih, dari pagi buta sampai malam banyak orang yang masih ada di ladan sawahnya. Mereka menyiram bawang merah yang bermeter-meter berhektar-hektar luasnya. Siang malam mereka mengurus sawahnya. Tak heran kalo sepanjang jalan sawahhh di penuhi sepeda motor, sepada onthel berjejer-jejer di tepi jalan.

Tapi pemerintah terkadang justru mengimpor dari negara lain. Itu yang membuat pilu negara ini. Bukankah kita punya profesi petani? Mengapa tidak di gunakan? Kasihan petani-petani yang sudah bersusah payah siang malam hanya untuk mengurus sawah sebagai harta karunnya. Begitu panen hasilnya sangat murah, tidak sebanding dengan apa yang mereka kerjakan. Semoga pemerintah pun sadar akan nasib kaum petani yang mengharapkan dari panennya.

MERDEKA MERDEKA YAA HARUSNYA PETANI JUGA MERDEKA :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline