Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya dan tradisi yang sungguh luar biasa. Tidak terkecuali di pulau Jawa. Masyarakat Jawa mungkin sudah tidak asing lagi dengan tradisi slametan. Salah satu jenis slametan diantaranya yaitu slametan bancaan weton. Bancaan weton merupakan peringatan hari lahir seseorang berdasarkan penanggalan jawa. Biasanya bancaan weton diadakan setiap sebulan sekali. Bancaan weton mempunyai tujan seperti meminta kepada Tuhan agar diberi kesalematan dan sebagai rasa syukur. Masyarakat yang melakukan tradisi bancaan weton berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Dalam tradisi bancaan weton harus ada perlengkapan atau yang biasa disebut uba rampe. Uba rampe ini terdiri dari makanan pokok, buah-buahan, sayuran, jajanan pasar. Berbagai bunga, bubur dan uang logam. Berikut adalah filosfi yang terkandug dalam uba rampe pada tradisi slametan bancaan weton:
Nasi Putih
Nasi putih berbentuk kerucut memiliki makna penggambaran berdoa dengan hikmad kepada Tuhan YME.
Tebu
Tebu memiliki makna meyakinkan hati hanya kepada Tuhan YME.
Ingkung
Ingkung atau biasa yang dikenal dengan ayam yang dimasak utuh berarti menandakan seseorang yang selalu meminta atau memohon serta menyembah kepada Tuhan.
Gudangan atau kuluban
Gudamgan terdiri dari barbagai sayuran yang dikukus, memilki makna agar tidak tersesat atau selalu diberikan jalan yang lurus atau petunjuk. Sayuran yang biasa digunakan untuk gadungan adalah bayem, kacang panjang, kecambah/tauge, kluwuh, kangkung. Sayuran yang disebutkan tadi juga mengandung makna seperti berikut:
Bayem memiliki makna supaya hidup damai dan tentram.
Kacang panjang disajikan secara sengaja masih utuh alias tidak dipotong-potong karena memiliki arti agar seseorang berumur panjang serta rezeki yang tidak terputus (lancar).