Lihat ke Halaman Asli

Kemiri dan Telur

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sempat juga terheran-heran dengan istilah "Kemiri dan Telur "yang diceritakan oleh ayah saya. Waktu itu umur saya lagi berada pada tahap pencarian jati diri seorang Evalina. Ayah saya merasa perlu menceritakan perumpamaan unik ini.

"Anak....ingat....papa kasih tau satu perumpaan ini. Kamu dengar baik baik. Perempuan itu ibarat sebutir telur apabila jatuh ; telur itu akan retak atau pecah. Tidak ada hal di dunia ini yang dapat dilakukan untuk dapat menbuat telur yang retak itu manjadi utuh......Pria itu ibarat kemiri apabila jatuh ke lantai kemiri itu tidak pecah atau retak melainkan mental kembali... "

Kalimat ini tidak terlupakan sampai detik ini, dan saya sendiri mulai melihat dunia remaja saat ini yang mulai mengabaikan norma juga etika pergaulan.

Fakta yang tidak terbantahkan bahwa sebagian besar kaum remaja wanita sudah tidak suci lagi. Sungguh miris melihat banyak terjadi perkawinan dini dimana yang menikah belum siap menjadi seorang ayah dan juga seorang ibu. Akibatnya banyak pula single parent atau istilah kerennya duda muda dan janda muda... hehehehehe. Akibat sampingan lainnya..bila seorang gadis dah berumur 29tahun (seperti saya ini) stigma "tidak laku" mulai berdengung.

Bukankah lebih terhormat menikah tanpa embel-embel karena "kecelakaan". Jadi para gadis remaja... ingatlah "Wanita itu ibarat telur yang jatuh akan retak atau pecah dan Pria itu ibarat Kemiri bila jatuh akan mental lagi...dunia memang begitu adanya......:)"

Ada yang mau ditambahkan,atau dikoreksi?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline