Seringkali dalam rangka mengukur tingkat kecerdasan siswa, guru memanfaatkan Tes IQ. Sebuah studi terbaru yang melibatkan 1000 siswa menghasilkan hasil yang luar biasa mencenangkan (Waterhouse, 2016). Hasil tes IQ menunjukkan bahwa tidak ada satu pun tes yang dapat mengukur seberapa baik seorang individu melakukan tugas-tugas hal demikian dikarenakan mayoritas tes kecerdasan memberikan gambaran hanya sebatas 2 dimensi yang melibatkan kemampuan mental seseorang, sehingga tes tersebut tidak mampu menangkap potensi individu secara penuh.
Jika anda adalah seorang guru dan berkeinginan untuk membantu siswa anda dalam mengembangkan keterampilan kognitif mereka dengan cara memenuhi seluruh kekuatan mereka dan dan menopang seluruh kelemahan yang mereka miliki, maka salah satu cara terbaiknya adalah melalui Teori multiple intelligence Gardner.
Hingga saat ini, mayoritas beranggapan bahwa tes IQ merupakan standar emas untuk mengukur kecerdasan seorang manusia. Namun, hal ini tidak sepenuhnya "menangkap" cara yang menunjukkan seorang anak menonjol dalam aspek kognitifnya. Hanya karena seorang anak memiliki keterampilan matematika yang kurang tidak berarti bahwa anak tersebut juga memiliki keterampilan seperti sosial atau linguistik yang buruk. Untuk alas an inilah, mengapa para pendidik dan juga orangtua perlu untuk memahami cara yang tepat apabila ingin mengukur potensi seorang individu diluar kemampuan membaca dan logika yang seringkali muncul pada tes IQ.
Teori Multiple Intelligence digagas oleh Dr Howard Gardner, yang dimana beliau merupakan seorang professor pendidikan di Universitas Harvard. Teori Gardner ini menentang kepercayaan yang ketika itu memandang bahwa hanya keterampilan linguistik dan matematika sajalah yang dapat menentukan kecerdasas seseorang. Karena Gardner menentang hal tersebut, maka sebagai gantinya Ia mengusulkan 9 rangkaian keterampilan berbeda-beda yang dimana mencakup kemampuan seseorang. 9 kecerdasan tersebut adalah:
- Linguistic intelligence
- Logical-mathematical intelligence
- Spatial intelligence
- Musical intelligence
- Bodily-kinesthetic intelligence
- Naturalistic intelligence
- Existential intelligence
- Interpersonal intelligence
- Intrapersonal intelligence
Masing-masing kecerdasan yang telah disebutkan di atas relatif independen antara satu dan yang lainnya. Hal ini mengandung artian bahwa seorang anak mahir dalam satu kecerdasan namun tetap berjuang untuk kecerdasan yang lain. Merujuk akan hal ini maka sangatlah penting untuk menggunakan strategi pembelajaran yang melibatkan berbagai kecerdasanganda sehingga anak dapat berkesempatan belajar dengan cara yang paling cocok dengan diri mereka .Hal demiikian mengingat bahwa dalam suatu komunitas kelas, siswa memiliki karakter dan kemampuan yang heterogen.
Bagaimana Teori Multiple Intelligence dapat membantu anda sebagai pendidik sehingga dapat menjangkau siswa yang "Struggling"? Apabila anda hendak mengaplikasikan Teori Multiple Intelligence dalam kelas, maka anda turut memberi siswa strategi pengajaran yang berbeda-beda sesuai dengan kekuatan dan kelemahan mereka. Pendekatan seperti ini memang sulit, namun tidak hanya dapat membantu siswa sehingga mengalami peningkatan dalam kecerdasan mereka, melainkan juga membantu guru agar mengubah perspektif mereka terhadap pembelajar yang berkategori "lambat" atau penyandang disabilitas sekalipun.
Berikut merupakan strategi dan juga aktivitas yang dapat diaplikasikan di kelas untuk membantu siswa dalam mencapai potensi yang mereka miliki :
- Cobalah untuk menghubungkan semua tujuan instruksional dengan setidaknya dua jenis kecerdasan. Contoh, ketika mengajarkan perkalian dengan dimana siswa menggunakan tabel perkalian, misalnya, dapat menambahkan referensi visual atau mengajari anak-anak sebuah lagu tentang perkalian (Beare, 2014).
- Teori kecerdasan ganda terhubung dengan multisensory learning, yang mengajarkan bahwa anak-anak belajar lebih baik dengan kegiatan yang melibatkan lebih dari satu indera. Sehingga alangkah baiknya meliibatkan visual, sentuhan, pendengaran, dan indera siswa (Kallenbach dan Viens, 2015)
- Menggabungkan semua kecerdasan ganda yang berbeda setidaknya sekali seminggu. Dapat dibantu dengan membuat daftar periksa mingguan dengan semua 9 kecerdasan sehingga sebagai guru dapat memastikan penggunaan strategi kecerdasan ganda yang komprehensif di kelas.
- Saat merencanakan intervensi untuk siswa yang kesulitan, temukan apa kekuatan mereka yang terkait dengan teori kecerdasan ganda. Jika seorang anak memiliki kecerdasan spasial yang kuat tetapi keterampilan linguistik yang buruk, misalnya, maka hal yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan kekuatan mereka untuk mengajarkan konsep-konsep yang sulit.
Dengan menerapkan Teori Multiple Intelligence di kelas, guru mempertimbangkan berbagai jenis siswa yang mungkin mereka miliki di kelas mereka, memperkuat semua jenis kecerdasan di setiap siswa, dan memungkinkan proses pembelajaran individu yang pada akhirnya akan memungkinkan setiap siswa untuk memanfaatkan kemampuan spesifiknya dan mendemonstrasikan pembelajaran. Menyajikan suatu topik dengan menggunakan Teori Multiple Intelligence, yaitu menggunakan jalur dan alat yang berbeda untuk mempelajari informasi diharapkan dapat memiliki efek yang sangat positif pada pengalaman belajar siswa.
Akhir kata, memberikan siswa kesempatan untuk menemukan dan mengembangkan kecerdasan mereka yang berbeda dapat memiliki serangkaian manfaat bagi siswa tentunya; dari mengembangkan bakat baru hingga menjadi pembelajar yang lebih terlibat dan aktif; mengembangkan kapasitas mereka untuk mengenali suatu hal, dan yang paling penting adalah menghargai kekuatan mereka sebagai individu, dan membimbing mereka menjadi orang dewasa yang percaya diri, sukses, dan berprestasi di bidang pilihan mereka.
- Semangat Para Guru -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H