Lihat ke Halaman Asli

Eva Lestari

Pelajar/Mahasiswa

antara kearifan lokal dan globalisasi: refleksi indonesia multikultural

Diperbarui: 21 Desember 2024   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Indonesia, salah satu negara kepulauan yang menyimpan kekayaan sumber daya alam dengan keanekaragaman budaya, bahasa, agama, dan ras. Keberagaman tersebut menambah kekayaan Indonesia sebagai masyarakat yang majemuk. Sehingga, Indonesia bukan hanya dimanjakan dengan potensi alam yang melimpah. Akan tetapi, membentuk laju  peradaban  yang dibawa oleh masing-masing masyarakat yang berbeda tersebut. oleh karena itu, Indonesia dijuluki sebagai negara yang multikultural.Namun, perbedaan tersebut seakan seperti pisau bermata dua yaitu disatu sisi membawa harapan dan satu sisi berujung tantangan. Dengan masyarakat yang multikultural merupakan sebuah nilai tambah  untuk  memperkuat  keutuhan  NKRI.  Misalnya,  masyarakat  yang sadar akan kebersamaan, solidaritas, dan saling menghargai antar etnis, suku, budaya, dan agama.

Dinamika yang terjadi di sebagian daerah Indonesia mempermasalahkan perbedaan yang berujung pada konflik individu maupun kelompok. Konflik tersebut dipicu karena kurangnya pengakuan terhadap keberadaan berbagai identitas. Akhirnya, menimbulkan beberapa tindak kejahatan seperti penyerangan, penganiayaan, dan intimidasi. Negara yang dibangun atas dasar persatuan tersebut perlahan akan hancur dengan keadaan masyarakat yang tidak menerima perbedaan. Jauh sebelum itu, sejarah mengabadikan bagaimana mereka dapat hidup dengan cara berdampingan tanpa menjatuhkan golongan yang lain. Misalnya, momen sumpah pemuda 1928 sebagai symbol persatuan yang di ikrar kan melalui satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa. adanya proklamasi kemerdekaan 1945 salah satu tanda bagi lahirnya negara yang menjungjung keberagaman. Lalu, Pancasila sebagai ideologi negara dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika, mendasari struktur sosial masyarakat Indonesia dalam menjaga keharmonisan berbangsa dan bernegara.

Dalam lingkungan masyarakat, maraknya kesenjangan sosial yang berakhir pada tindak  kekerasan, perdebatan yang mengatasnamakan pembelaan agama, dan remaja yang  melakukan  pembullyan  di  sekolah  seringkali dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena tersebut adalah sebuah tantangan yang harus diselesaikan secara Bersama-sama. Sehingga, kearifan lokal memegang peranan penting sebagai identitas yang membedakan dengan daerah lainnya. Namun, perkembangan  globalisasi saat ini merupakan sebuah tantangan terhadap kearifan lokal. Apakah kearifan lokal yang akan tergerus   atau   mampu menjembatani   arus   globalisasi  sehingga  masyarakat  tidak kehilangan identitas dan jati dirinya.

kearifan Lokal sebagai nilai budaya

Perkembangan peradaban di Indonesia merupakan sebuah nilai budaya sebagai warisan yang masih dipertahankan hingga saat ini. Pada masa prasejarah, kesadaran kolektif telah dimiliki dalam mempertahankan kehidupan masing-masing individu. Keberagaman struktur sosial salah satu modal dalam mencari sumber makanan oleh kelompok yang telah hidup sebelum adanya catatan tertulis tersebut. Hal ini sejalan dengan penemuan bukti arkeologis yang mendeskripsikan kehidupan mereka, seperti peran berkelompok dan interaksi sosial ditunjukan dengan adanya peradaban berupa penemuan kebudayaan seperti kapak perimbas, menhir, dan lain-lain. Sehingga, karakteristik tersebut sebagai kearifan lokal yang memiliki sumber nilai-nilai luhur serta inspirasi dalam pemenuhan kelangsungan hidup dan untuk mencapai kesejahteraan.

Masing-masing daerah memiliki kearifan lokal-Nya sendiri yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat itu. Namun, antar daerahnya memiliki dasar kesamaan. Misalnya, dalam kearifan lokal Toraja terdapat longko yang memiliki kesamaan dengan siri dalam daerah bugis makassar. Sehingga, nilai budaya yang beragam akan memperkuat kesatuan bangsa. Dengan luasnya wilayah nusantara yang berdiri atas ratusan suku bangsa tersebut memiliki kecenderungan sekelompok masyarakat  dalam  berkehidupan  yang  multikultur.  Akhirnya,  terjadi  sebuah  konflik sosial akibat degradasi identitas dan moral. Sehingga nilai-nilai kearifan lokal sangat diperlukan dalam mempertahankan kehidupan bangsa.

Pendidikan merupakan salah satu senjata dalam menanamkan nilai-nilai luhur kebudayaan kepada generasi penerus bangsa. Hilangnya jati diri akan daerahnya sendiri merupakan sebuah bencana yang berada dalam kehancuran. Pemuda yang pewaris kebudayaan   pendahulu   dengan  tidak  sadar  tergerus  oleh  laju  kemajuan  zaman. Akibatnya kearifan lokal yang mampu menjembatani moralitas anak muda tidak sepenuhnya dipelajari. Melalui nilai yang terkandung dalam kearifan lokal maka akan tumbuh kesadaran kolektif demi kemajuan bangsa sendiri. Kearifan lokal merupakan seperangkat   pengetahuan   yang   tumbuh   dan   berkembang   sebagai   bahan   kajian pembelajaran. Masyarakat akan lebih bijak dan hati-hati dalam menerima informasi, sikap menghargai dan toleransi antar suku dan golongan yang akan membawa pada taraf hidup sejahtera.

Ditengah masyarakat majemuk tersebut, penanaman kesadaran terhadap keragaman  budaya  sejak dini merupakan tugas Bersama dalam tri pusat Pendidikan (keluarga, sekolah dan masyarakat)3  efektifitas nilai budaya berperan dalam pembentukan moralitas karena memuat pada praktik, pengetahuan dan nilai-nilai yang berkaitan dengan suatu daerah tersebut sebagai pewarisan dari generasi ke generasi. Sebagai   bentuk   dari   identitas   nasional,   kearifan   lokal   meliputi   berbagai  aspek kehidupan. Misal, kesenian, sistem sosial, dan adat istiadat. Hal sederhana yang sering ditemukan seperti tradisi gotong royong sebagai cerminan nilai kebersamaan. Sehingga, kearifan lokal menjadi jawaban atas permasalahan sosial yang disebabkan atas krisis identitas nasional. pancasila sebagai dasar negara yang terurai dari nilai-nilai kearifan lokal berfungsi secara nasional terhadap masyarakat umum. dengan demikian, terkandung nilai kesamaan filosofis ditengah perbedaan multikultural. oleh karena itu, pendidikan multikultural adalah modal penanaman kesadaran hidup sebagai masyarakat berbudaya serta alat efektif dalam menanamkan kesadaran kearifan lokal yang mampu menjembatani arus globalisasi.

globalisasi: Titik temu antara peluang atau tantangan

Dalam  uraian  diatas telah dipaparkan pernyataan nilai kearifan lokal sebagai identitas budaya Indonesia. Kerukunan diatas keberagaman merupakan hal yang nyata untuk   dapat   dicapai   secara   bersama-sama.   Seperti   adanya   pengakuan,   saling menghargai, penghormatan demi membangun masyarakat harmonis walaupun berada dalam  latar belakang yang berbeda. Belakangan ini, Indonesia mengalami tantangan dari arus globalisasi yang tanpa sadar menggerus masyarakat dalam kelenaan teknologi. Secara historis, perkembangan awal globalisasi bersamaan dengan bergabungnya sistem ekonomi nasional bangsa kedalam sistem ekonomi global. Akan tetapi, perkembangan tersebut akhirnya menyeluruh pada elemen berbangsa dan bernegara, seperti budaya sosial, dan politik dalam sistem global. Hal tersebut dinyatakan oleh para teoritis global bahwa setiap  negara  tak mampu menghindari arus globalisasi yang digagas sebagai lanjutan dari ideologi developmentalisme dengan teori-teori modernisasinya

Pada  abad  21  ini  dengan  tampilnya  kecanggihan  teknologi  informasi  ke panggung global adalah sebuah tantangan sendiri bagi bangsa ini. Bangsa yang berdiri kokoh karena adanya keragaman budaya perlahan akan tergerus dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, perlu adanya persiapan terhadap masyarakat Indonesia agar bukan hanya saja penguasaan keterampilan teknologi. Namun, bagaimana proses Pendidikan  di  sekolah,masyarakat,  dan  keluarga  dapat  menyisipkan nilai-nilai luhur kearifan   lokal   agar   terciptanya   sikap   kehati-hatian.   Teknologi,   informasi   dan komunikasi  menawarkan  kemudahan  yang  dapat  di  akses  dalam  efisiensi  waktu sehari-hari. Tapi, apakah dengan kemajuan dan kemudahan teknologi tersebut membuat masyarakat Indonesia lebih berkembang? pertanyaan tersebut perlu untuk jawab pada abad ini.

Fenomena  yang  terjadi  hari  ini  merupakan bukti nyata dari arus globalisasi. Seperti  maraknya  ujian  kebencian  yang  ditimpa  kepada masyarakat, umumnya usia remaja.  Sehingga,  perlahan  hilangnya  kebersamaan  yang  diikat karena nilai budaya tersebut, dan meleburnya budaya barat yang dikonsumsi oleh sebagian masyarakat Indonesia dapat memberikan dampak negatif. Seperti munculnya konflik sosial-politik, kesenjangan sosial, etika, moral, dan kesantunan. Lebih dari itu, nilai kebebasan dan gaya hidup yang di tawarkan ala barat bertentangan dengan konteks sosial dan budaya masyarakat indonesia.  tidak selalu sesuai dengan kehidupan sosial budaya masyarakat dan bangsa. Misalnya, adanya budaya serba instan, fashion yang menyebabkan permisivisme, hedonism dan kekerasan di kalangan remaja. 5 Dengan pernyataan tersebut, globalisasi yang dirasakan oleh masyarakat multikultural di Indonesia justru dapat dijadikan sebagai peluang positif dalam membangun kesadaran baru, yaitu dengan memperkuat kolektivitas dalam perbedaan.

refleksi multikultural indonesia

Kesadaran  multikultural  merupakan  bentuk  peduli masyarakat sebagai warga negara yang terintegrasi pada suatu ide, kebijakan, penyikapan, dan tindakan sebagai hasil dari budaya masyarakat atau negara dengan keberagaman atau kemajemukannya. Demikian dalam perbedaan tersebut tersirat pula cita-cita kolektif tentang bagaimana meningkatkan  semangat  nasionalisme  yang  sama  serta  memiliki  kebanggaan  untuk saling mempertahankan kemajemukan demi tercapainya keharmonisan sosial yang berkelanjutan. Sebagai negara multikultural terdiri dari berbagai ras, agama, dan bahasa. Dalam hal ini, memahami kearifan lokal serta globalisasi yaitu dengan dua sisi dari arah yang sama. Keduanya memiliki kesinambungan dalam memberikan keuntungan kolektif bagi dirinya dan untuk kehidupan bangsa. kearifan lokal dengan tujuan nya sebagai dasar dalam  membangun  identitas  nasional.  Berdampingan  dengan  globalisasi yang dapat menjadi jembatan dalam mempromosikan budaya Indonesia ke kancah nasional. Sehingga, perlu adanya perhatian serius dalam mencapai keseimbangan tersebut. Pendidikan  adalah  salah  satu  kunci  dalam  proses  penanaman  nilai  kepada generasi muda, pengintegrasian kearifan lokal dengan kurikulum Pendidikan mampu membantu siswa dalam menghargai budaya sendiri.  Oleh karena itu, dukungan dari seluruh pihak menjadi poin penting dalam mempersiapkan generasi emas yang sadar budaya dan berwawasan global. Sehingga, pelestarian kearifan lokal salah satu tanggungjawab pemerintah dalam memperkenalkan budaya-budaya yang ada diseluruh penjuru Indonesia. Kearifan lokal dan globalisasi bukan dua hal yang harus dipertentangkan satu sama lain.

kesimpulan
Merawat NKRI merupakan hak dan kewajiban seluruh warga negara yang membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Indonesia sebagai negara multikultural menyimpan kekayaan yang melimpah, yaitu berupa potensi alam dan ragam budaya dengan menjadikannya sebagai identitas nasional. Akan tetapi, masih banyak ditemukan fenomena yang tidak mencerminkan nilai-nilai multikulturalisme yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa. Kearifan lokal memuat simbol keberagaman dari setiap suku, golongan dan daerah. Hal demikian yang berdampak terhadap nilai budaya indonesia. Sehingga laju peradabannya semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Pada abad 21, yang memungkinkan segala aktivitas manusia dapat dilakukan secara tak kasat mata. Merebaknya kejahatan-kejahatan melalui media sosial, seperti pembullyan,  dan  kejahatan  yang  mengarah  akan rusaknya moralitas generasi muda. Perkembangan  tersebut  tidak  pula  dapat  ditolak,  sehingga  masyarakat dengan tidak malu memperkenalkan kearifan lokal melalui persediaan teknologi sekarang.

daftar Pustaka

Sholahudin, Globalisasi: Antara Peluang Dan Ancaman Bagi Masyarakat Multikultural Indonesia. jurnal Sosiologi Pendidikan Humas. 4(2). 2019.

Nasution,Ilham,  Pendidikan  Multikultural  dan  Kearifan  Lokal  Keluar  dari  Konflik: Pengalaman dari Lampung Selatan, pusaka media. 2022.

Tadius,dkk. Peluang Dan Tantangan Transformasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Di Era Digitalisasi. Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan. 13(2). 2023.

Nurhidayah, S. Rahmawati,A. Saputra,S,D, Pendidikan Multikultural Berbasis Kearifan Lokal Journal of Innovation in Primary Education. 1(1). 2022.

Chotimah,Umi.  Dkk,  Pengintegrasian  nilai-nilai  kearifan  lokal  dalam  pendidikan multikultural. Jurnal Civics Media Kajian kewarganegaraan. 15(1). 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline