Lihat ke Halaman Asli

Eva Dianidah

Anak baik

Tanya Jawab Abi Quraish Shihab Seputar Ramadhan

Diperbarui: 7 Mei 2019   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Ciputat, 04 Mei 2019 bertepatan pada akhir bulan Sya'ban tahun 1440 H ruang shalat dan pelataran halaman masjid Al-Jami'ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dipenuhi oleh ratusan umat Muslim dari berbagai kalangan dan daerah. Mulai dari mahasiswa, dosen hingga karyawan dan masyarakat Jabodetabek hingga luar kota/provinsi turut hadir dalam barisan jamaah dengan antusiasnya. Acara ini diselenggarakan oleh channel Youtube Narasi TV "Shihab & Shihab".

Dimana pada acara ini mendatangkan dua orang Shihab sekaligus, yakni Prof. Dr. AG. H. Muhammad Quraish Shihab, MA atau yang biasa dipanggil dengan sebutan Abi, dan Najwa Shihab atau yang biasa dipanggil dengan nama sapaan Nana. Acara ini diselenggarakan dengan mengambil tema "Bersiap Diri Menyambut Ramadhan". Tujuan acara ini adalah sebagai pengingat diri akan datangnya bulan suci Ramadhan, juga sebagai pembelajaran dalam mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan.

Pada awal diadakannya tanya jawab, Abi bertanya mengenai "apa hal dasar dalam berpuasa? dan apa yang menjadi hal istimewa (khusus) pada puasa?" Jawabannya adalah hal dasar puasa yaitu tidak makan dan tidak minum, ini yang umum diketahui oleh masyarakat. Lalu yang menjadi hal khususnya adalah ada substansi apa dalam puasa, karena puasa sebenarnya memiliki nilai dan isi, ini yang jarang dipikirkan oleh kita masyarakat secara umum.

Jawaban umum maupun khusus mengenai puasa ada substansinya, ada nilai dan isinya. Dimana substansi ini semuanya bagus. Namun dalam hal mempersiapkan diri itu seharusnya adalah setelah tahu, dan kemudian barulah mulai menyiapkan tekad diri untuk memperbaiki apa yang perlu diperbaiki. Hal ini dilakukan dan dipikirkan hingga sebelum terbit fajar.

Mempersiapkan diri dengan pengetahuan dan tekad untuk memperbaiki yang kemarin belum dilakukan dan untuk kebaikan selanjutnya. Jadi, hal yang perlu disiapkan dalam menghadapi bulan suci Ramadhan adalah pengetahuan dan tekad. Inilah yang akan menjadi patokan sebagai permulaan dalam rangka perbaikan diri, rohaninya dan raganya.

Seorang mahasiswa bertanya: "apa saja hal-hal yang perlu kita kerjakan selama bulan suci Ramadhan untuk dapat meningkatkan kualitas diri dan setelah bulan ini lewat menjadi suatu pembelajaran serta pengalaman spiritual yang tidak akan terlupakan begitu saja?"

Jawaban Abi dengan cerita, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berkhutbah sebelum bulan Ramadhan tiba: "... Lakukanlah 4 hal, 2 diantaranya adalah menjadikan Allah SWT ridha, jangan sampai kamu tidak berusaha untuk mendapatkan keridhaan-Nya. Dua hal yang pertama ini adalah kalam Ilahi أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَ أَسْتَغْفِرُ الله . Janganlah kamu berucap yang tidak akan kamu amalkan, janganlah berucap apa yang tidak kamu ketahui.

Sesungguhnya suatu kepercayaan tanpa ridho Allah SWT adalah syirik. Adapun 2 yang lainnya adalah memohon syurga. Permohonan manusia kepada manusia tidak akan dituntut untuk berusaha. Sedangkan permohonan kepada Allah, kamu akan dituntut untuk berusaha mencapai tujuanmu." Ketika menginginkan sesuatu, hal yang pertama dilakukan adalah berusaha terlebih dahulu kemudian memohon, mencari cara untuk mencapai syurga.

Bulan Ramadhan adalah sale, artinya Allah telah memberikan kesempatan dengan mengobral pahala pada bulan ini. Ramadhan akan cepat berlalu bergitu saja karena kita banyak melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat. Lakukanlah kegiatan seperti membaca buku yang baik, tadarus Al-Qur'an, bershalawat kepada Nabi, beribadah kepada Allah, hal ini dilakukan secara berkala jangan sampai dilupakan.

Alangkah cepatnya 1 menit dengan 1 jam, alangkah cepatnya 1 jam dengan 1 hari, alangkah cepatnya 1 hari dengan 1 minggu, alangkah cepatnya 1 minggu dengan 1 bulan, dan 1 bulan dengan 1 tahun. Hingga kenyataan menerangkan bahwa alangkah cepatnya usia ini dengan waktu. Jadi, jangan sia-siakan waktu. Karena waktu adalah penentuan awal dan akhir seuatu hal.

Adalagi sebuah pertanyaan dari salah satu peserta jamaah yang hadir, yaitu "dalam penentuan awal dan akhir bulan suci Ramadhan, ketetapan siapa yang paling baik diikuti?"
Pertanyaan ini sedikit berkaitan dengan keadaan yang kerap kali terjadi di Indonesia tercinta kita ini. Adapun jawaban yang diutarakan oleh Abi Quraish adalah ketetapan pemerintah itu menyingkirkan perbedaan, demi persatuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline