Lihat ke Halaman Asli

Eva yunita

Mahasiswa

Mempertahankan Warisan Budaya Melalui Batik Ecoprint Bersama KKM UIN Maliki Malang Kelompok 22 Tahun 2023/2024

Diperbarui: 31 Januari 2024   01:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar (a)

Indonesia, negara yang kaya akan keanekaragaman budaya, telah menciptakan tradisi yang unik dalam dunia seni dan kerajinan. Salah satu warisan budaya yang paling dihormati adalah seni batik, sebuah karya seni tekstil yang melibatkan proses pewarnaan kain dengan menggunakan lilin untuk menciptakan pola-pola indah. Batik Ecoprint bukan sekadar seni tekstil biasa, tetapi juga mencerminkan komitmen untuk melestarikan alam dan lingkungan. Ibu PKK, sebagai pionir di balik inisiatif ini, telah menjadi agen perubahan dalam menghubungkan warisan budaya dengan keberlanjutan ekologi. Proses pembuatan Batik Ecoprint melibatkan penggunaan pewarna alami yang ramah lingkungan, seperti ekstrak tumbuhan, daun, dan kulit kayu. Selain itu, teknik pewarnaan yang digunakan secara tradisional dan terus diwariskan dari generasi ke generasi, membuat Batik Ecoprint menjadi simbol kelestarian dan ketahanan budaya.

gambar (b)

Kelompok 22 dari KKM UIN Maliki Malang pada Jumat (23/01/2024) mengadakan membatik bersama Ibu-ibu PKK di Desa Gunung Jati, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Hal ini dilakukan karena para ibu PKK memainkan peran penting dalam mendidik masyarakat tentang pentingnya pelestarian alam. Mereka mengadakan lokakarya dan acara pameran untuk berbagi pengetahuan tentang teknik pembuatan Batik Ecoprint, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak positifnya terhadap lingkungan. Dengan melakukan hal ini, para ibu PKK membentuk masyarakat yang lebih sadar lingkungan dan peduli terhadap warisan budaya. Keindahan Batik Ecoprint bukan hanya tercermin dalam motif dan warna yang menawan, tetapi juga dalam cerita di balik setiap kain yang dihasilkan. Para ibu PKK memiliki peran penting dalam merancang pola-pola yang menggambarkan nilai-nilai kearifan lokal, tradisi, dan keindahan alam sekitar. Setiap pola memiliki makna yang mendalam, menciptakan narasi visual yang unik dan bernilai tinggi secara budaya.


Namun, tantangan tetap ada. Para ibu PKK harus mengatasi hambatan seperti kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya produk ramah lingkungan, serta persaingan dengan produk tekstil massal yang lebih murah. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah dan masyarakat lebih luas akan menjadi kunci keberhasilan dalam mempertahankan dan mengembangkan Batik Ecoprint.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline