Lihat ke Halaman Asli

Eva Ardiana Indrariani

Pembelajar Sepanjang Hayat, Mahasiswa S-3 PBI UNS

Pembelajaran Inovatif di Era MBKM

Diperbarui: 29 Juni 2024   08:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ditulis bersama Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum., Dosen Program Studi S-3 Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNS, Ketua Umum ADOBSI 2014---2024, Pegiat Literasi Arfuzh Ratulisa

Sejak 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia meluncurkan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, mengumumkan kebijakan ini sebagai bagian dari upaya reformasi sistem pendidikan tinggi Indonesia untuk meningkatkan relevansi dan kualitas pendidikan untuk memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat. MBKM dipandang sebagai jalan pemutus jarak kesenjangan antara dunia pendidikan dengan dunia usaha dunia industri.

Kebijakan MBKM mencakup beberapa poin utama, antara lain: (1) perguruan tinggi diberi kebebasan untuk menyesuaikan kurikulum mereka untuk memenuhi kebutuhan industri dan mengikuti perkembangan zaman; (2) mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengambil kelas di luar program studi selama tiga semester---satu semester di dalam kampus dan dua semester di luar kampus. Pilihan ini mencakup magang di industri, proyek di desa, mengajar di sekolah, pertukaran pelajar, penelitian, kegiatan wirausaha, proyek kemanusiaan, dan studi atau proyek independent; (4) meningkatkan kerja sama antara perguruan tinggi dan industri untuk memastikan bahwa pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja; (5) pengembangan Soft Skills: Program ini memprioritaskan penguasaan materi akademik dan soft skills seperti komunikasi, kerja tim, dan pemecahan masalah.

Beberapa cara MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) mendukung pembelajaran inovatif dalam sistem pendidikan tinggi seperti sebagai berikut.

Kurikulum Fleksibel: perguruan tinggi diberi kebebasan untuk menyesuaikan kurikulum mereka dengan perubahan zaman dan sesuai dengan industri. Mahasiswa dapat mengambil kursus di luar program studi mereka, baik di kampus maupun di luar kampus.

Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pengalaman: MBKM mendorong pembelajaran melalui pengalaman kerja langsung. Contohnya termasuk magang, proyek penelitian, pengabdian masyarakat, dan proyek kemanusiaan. Mahasiswa dapat terlibat dalam proyek mandiri yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, dengan dukungan mentor dari industri atau akademisi.

Kolaborasi dengan Industri: Perguruan tinggi bekerja sama dengan bisnis dan industri untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa. Dengan bekerja sama dengan bisnis dan industri, perguruan tinggi memberi mahasiswa kesempatan untuk belajar langsung dari orang-orang yang bekerja di bidang mereka.

Mahasiswa memiliki kesempatan untuk belajar di universitas lain, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, melalui program pertukaran pelajar, yang memungkinkan mereka memperoleh wawasan yang lebih luas.

MBKM mendorong penggunaan teknologi dan platform digital dalam proses pembelajaran. Teknologi dan platform digital seperti e-learning, lab virtual, dan simulasi memungkinkan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan fleksibel.

Pengembangan soft skills seperti komunikasi, kerja sama tim, kepemimpinan, dan kemampuan berpikir kritis sangat penting dalam program MBKM.
Kegiatan di luar kelas, seperti proyek sosial, kegiatan wirausaha, dan organisasi, menjadi bagian penting dari pembelajaran.

Baik melalui inkubator bisnis yang ada di kampus maupun secara mandiri, mahasiswa didorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan wirausaha dan inovasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline