"Bude, minta jambunya" sudah kupetik baru izin, "ambil aja" jawab bude tetanggaku si pemilik pohon jambu air. Ini baru dapat jambu air, kalau pohon mangganya berbuah, aku dapat lagi buah mangga manis si bude. Belum lagi kalau pohon mangga tetanggaku yang depan rumah berbuah, aku masih dapat menikmati beberapa buah mangga darinya.
Sudah ambil sendiri dari pohonnya, masih diantar pula satu kantong plastik mangga. Tinggal menunggu pemberian mangga dari tetanggaku yang sebelah kanan, sekarang pohon mangganya sedang berbuah banyak, tapi masih muda jadi belum bisa dipanen. Semoga kalau nanti panen aku kebagian, dua atau tiga biji buah mangganya.
Lumayan juga ya, punya tetangga yang menanam pohon buah dan sudah berbuah lagi. Tetangga lain jadi bisa menikmatinya. Memang kalau dilihat dari objek bendanya mungkin tidak seberapa, hanya beberapa biji buah jambu dan mangga kita pun bisa membeli lebih banyak dari itu. Tapi ada makna yang dalam, yang tercipta dari pemberian buah itu. Ada rasa persaudaraan yang timbul antar tetangga, rasa saling berbagi dan peduli.
Karena si pemilik pohon bisa merasakan getaran pikiran tetangga-tetangganya, kalau mereka juga ingin menikmati buah dari pohon yang ditanamnya. Sebab apa, karena tetangga walau jauh dihati tapi dekat dimata. Tidak mungkin kan dia nikmati sendiri buah dari pohonnya, sementara tetangganya setiap hari cuma bisa memandang tanpa bisa merasakan segar dan manisnya buah dari pohonnya. Jadi sangat bijak kalau pohon buah kita sudah berbuah dan panen, berbagi sedikit dengan tetangga, biarpun itu hanya satu-dua biji buah.
Dengan begitu Hidup Bertetangga makin terjalin akrab walaupun dengan sebuah pemberian kecil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H