Lihat ke Halaman Asli

Eunike Pakiding

Kuli Kopi yang Suka Menulis

Tongkonan Beratapkan Batu 10 Ton, Berusia 700 Tahun

Diperbarui: 16 Juni 2017   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah Adat Toraja (TONGKONAN) Yang Berusia 700 Tahun

Tongkonan adalah Rumah Adat Masyarakat Toraja dimana ini merupakan Salah satu item yang sangat penting bagi masyarakat Toraja. Sebagaimana peran rumah adalah sebagai tempat tinggal, adalagi satu fungsinya bagi masyarakat Toraja yaitu sarana untuk mempertemukan seluruh rumpun keluarga. Keunikan rumah adat Toraja ini adalah atapnya yang melengkung menyerupai Perahu kemudian dinding yang berukirkan ukiran Toraja menambah kesan tersendiri Bahwa Toraja betul-betul Warisan Budaya yang Harus di Jaga Keberadaannya. 

Di depan Rumah Tongkonan biasa dibangun "Alang" atau Lumbung Padi. Selain fungsinya untuk menyimpan padi, juga bisa digunakan sebagai tempat duduk untuk tamu, saat ritual adat berlangsung, maupun jika ada sanak keluarga yang datang berkunjung. Ada satu  Rumah Tongkonan yang akan kita ulas bersama karena memiliki Keunikan tersendiri. Jika sekarang atap Rumah Tongkonan sudah banyak menggunakan atap seng, berbeda Rumah Tongkonan yang satu ini karena menggunakan batu pahatan.

Sumber Gambar: @torajafolks

Rumah Tongkonan yang beratapkan batu 10 Ton dan berusia 700 Tahun

Masyarakat memberi nama Tongkonan ini dengan sebutan "Papa Batu". Papa yang artinya Atap dan Batu tetap artinya Batu. Rumah Tongkonan "Papa Batu" ini, berada di Desa Banga', Kecamatan Rembon, Kabupaten Tana Toraja atau sekitar +-10 KM Kearah Barat Tana Toraja. Untuk Akses ke lokasi cukup mudah bisa menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4 karena jalan ke Desa Banga' cukup Bagus untuk Standar Pedesaan.

Sumber Gambar: Miracle Toraja

Nah, saat sampai di Lokasi Tongkonan "Papa Batu" itu, terlihat biasa saja seperti layaknya Rumah Adat Toraja dengan luas kira-kira 3x10 meter dengan pemandangan dari depan banyak tanduk-tanduk kerbau. Tapi saat anda mulai mendekati Bangunan itu, Jelas terlihat dengan mata keunikan seperti apa yang Tongkonan itu miliki.

Menurut Masyarakat sekitar, Tongkonan ini merupakan Tongkonan Tertua di Toraja karena usianya sudah mencapai 700 Tahun dan di huni oleh seorang nenek bernama "Nenek Toyang" beliau adalah seorang janda berusia 110 Tahun yang merupakan turunan ke 10 yang tinggal dalam Tongkonan itu. Dulu, yang pertama kali membuat dan menghuni Tongkonan "Papa Batu" ini adalah "Nenek Buntu Batu"

Tampak Tongkonan dari Depan

Keunikan Tongkonan ini adalah atapnya yang menggunakan Batu-Batu Pahatan dengan jumlah 1000 Keping. Tiap keping batu pahatan itu berukuran 5x3 jengkal orang dewasa karena dulu masyarakat belum mengenal alat mengukur panjang seperti penggaris dll, maka satuan ukurnya menggunakan Jengkal. Sedangkan berat batu tiap kepingnya +- 10 Kg jadi, jika di totalkan untuk satu bangunan Tongkonan itu, memiliki atap dengan Berat +-10 Ton. Bisa anda bayangkan...

Sumber Gambar: Nana Harmanto

Keunikannya bukan hanya sampai disitu, melihat struktur bangunan Tongkonan ini memiliki Berat atap 10 Ton, dan ternyata hanya di topang oleh 55 Tiang yang seluruhnya terbuat dari Kayu. Tidak hanya itu, untuk memasang atap yang terbuat dari pahatan batu itu hanya menggunakan tali rotan. Kuat ngak ya? Mungkin sebagian orang masih ragu, tapi dari pengakuan penghuni Tongkonan itu, selama bangunan Tongkonan itu berdiri hingga sekarang, baru 2 kali mengganti atap; Penggantian (1) hanya di beberapa titik saja karena ada Rotan yang terputus sehingga harus diganti, Penggantian (2) Saat Tana Toraja dilanda Gempa Bumi (beliau lupa tahun berapa). Secara kasat mata sulit dipercaya Rotan bisa bertahan mengikat selama 700 Tahun, kemudian tiang-tiang kayu bisa menopang beban seberat 10 Ton dengan durasi waktu 700 Tahun? Tapi itulah Kebenarannya, Bagaimana Budaya Toraja ada Beserta Leluhurnya.

Bangunan yang sangat disakralkan

Tongkonan Papa Batu ini memiliki lantai yang terbuat dari Papan, dengan Dinding yang berukirkan Ukiran Toraja. Tiap ukiran yang ada mengandung makna tersendiri dan tidak sembarang di pakai di Rumah Tongkonan. Kemudian ada 4 ruang dalam rumah Tongkonan ini, dan hanya Ruang Utama yang bisa anda lihat, jika di perkenankan oleh pemilik Tongkonan. Selain meminta izin kepada "Nenek Toyang" anda juga bisa meminta izin kepada Anak dari Beliau jika ingin melihat bagian dalam Rumah Tongkonan ini.

Jangan masuk tanpa izin dari Penghuni Tongkonan karena Bangunan ini sangat...sangat...sangat di SAKRALKAN oleh masyarakat sekitar. Karena menurut cerita dan sering terjadi, orang yang masuk tanpa izin dan dampingan dari penghuni Tongkonan/kerabat maka tiba-tiba akan jatuh sakit dan obatnya hanya kembali meminta maaf ke Tongkonan itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline