Lihat ke Halaman Asli

Eunike Harjanto

Mahasiswa Biologi di Universitas Kristen Duta Wacana

Upaya Pengelolaan Pencemaran di Sungai Gajah Wong, Kota Yogyakarta

Diperbarui: 13 Juni 2023   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Deretan permasalahan lingkungan sering terjadi yang menyebabkan sulit untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Kota Yogyakarta tak luput dari permasalahan lingkungan khususnya pada bantaran sungai. Ada 3 sungai besar yang melintasi Kota Yogyakarta yaitu Sungai Gajah Wong, Sungai Code, dan Sungai Winongo.

Sungai Gajah Wong merupakan sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Opak dengan hulu yang berada di Kabupaten Sleman dan hilir yang berada di Kabupaten Bantul. Sesuai dengan Keputusan Gubernur DIY No. 22 Tahun 2007, Sungai Gajah Wong termasuk dalam sungai kelas II yang peruntukannya digunakan sebagai prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Namun, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, bergeseran fungsi akibat alih lahan, serta budaya membuang sampah di sungai membuat kualitas air Sungai Gajah Wong menurun. Alih lahan terjadi di bagian hulu sungai menjadi mayoritas perkebunan dan tegalan; bagian tengah sungai menjadi mayoritas pemukiman, industri, dan aktivitas lainnya; kemudian bagian hilir mayoritas sawah, pemukiman, dan pekarangan (Latifah, 2021).

Sumber pencemaran ekosistem perairan Sungai Gajah Wong yaitu pembuangan sampah dari TPS ilegal di sekitar sungai, pembuangan limbah domestik rumah tangga ke badan Sungai Gajah Wong, kandang hewan yang berada di atas sungai, toilet warga yang tidak memiliki septic tank, serta peningkatan aktivitas manusia di sekitar DAS akibat alih lahan (Putri, 2021).

Selain berdampak dalam penurunan kualitas air sungai, hal tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan akibat pencemar yang terkandung di dalam air. Perubahan penggunaan tata lahan tersebut membuat Sungai Gajah Wong tidak lagi memenuhi standar air sungai kelas II menurut penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2015 (Widagda et al., 2020).

Oleh karena itu, biomonitoring perlu dilakukan untuk menjaga kualitas badan air dan keberlanjutan fungsinya. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pemantauan kualitas air untuk mendapatkan data representatif berdasarkan kaidah ilmiah dan hukum yang dapat digunakan untuk menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran air. Selain itu, dari DLH Kota Yogyakarta sudah menetapkan regulasi berbentuk peraturan perundang-undangan tingkat daerah serta membuat kebijakan seperti pemantauan rutin terhadap kualitas dan mutu air Sungai Gajah Wong, sosialisasi melalui mertikali dan gerakan bersih sungai kepada masyarakat, pembangunan IPAL Komunal di sekitar penduduk Sungai Gajah Wong, program penataan kawasan kumuh Munggah, Mundur, Madhep Kali (M3K), dan pembangunan Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) di bantaran sungai Gajah Wong Kota Yogyakarta. Upaya mengurangi pencemaran di Sungai Gajah Wong yang telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat telah berjalan dengan baik.

Referensi:

Latifah, A. N. (2021). Upaya Paguyuban Manunggal Karso (PMK) dalam Mewujudkan Lingkungan Hidup Bersih dan Sehat di Bantaran Sungai Gajah Wong Kelurahan Baciro, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta. SOSIO PROGRESIF: Media Pemikiran Studi Pembangunan Sosial, 1(1), 29--40. https://doi.org/10.47431/sosioprogresif.v1i1.113

Putri, A. (2021). Analisis Multivariat dan Spasiotemporal Kualitas Air Akibat Penggunaan Lahan di DAS Gajah Wong Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia.

Widagda, B. L. A., Nurrohmad, F., & Kamulyan, B. (2020). Pengaruh Limbah Rumah Tangga Terhadap Kualitas Air Sungai Gajahwong Code Dan Winongo di Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian Ke-II "Strategi Pengelolaan Lingkungan Sumberdaya Mineral Dan Energi UNtuk Pembangunan Berkelanjutan," November, 241--251.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline