Lihat ke Halaman Asli

Kereta Waktu, Perjalanan Bisu

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Di gerbong kereta aku melihatmu berdiri di keramaian penumpang
dan menghilang ke dalam perjalanan bisu menunggu
stasiun demi stasiun dan menghitung jarak dan waktu
menuju perhentian.

Jendela menayangkan siluet buram hal-hal yang lalu
bersama laju waktu membawamu
pergi, menjauh

Demikianlah kata-kata terlewatkan bersama makna-makna yang memburam.
Saat kau kembali demi pulang, malam semakin mengaburkan
kata-kata tak lagi tergenggam,
tercecer sepanjang antara stasiun demi stasiun yang kaulewati.
Kata-kata menjelma igauan yang terus menayangkan arti-arti serampangan.

Lalu kau yang pergi bukan lagi kau yang pulang.
kau hilang bersama kata-kata yang terus disalahpahami.
Lalu kauhapus dirimu, seperti kata-kata menghilang saja.
Jadi kau cuma pergi,
bukan pulang.

*2014

(2)

Di atas kereta

aku melihatmu berdiri dan menghilang

dalam keramaian penumpang

kilasan & bayangan melesat di bingkai jendela yang buram

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline