Peran Generasi Z sangat berpengaruh terhadap masa depan demokrasi indonesia
oleh Etwar Hukunala
Generasi Z (Gen Z), merupakan kelompok muda yang lahir pada pertengahan tahun 1990-an hingga awal tahun 2010, menunjukkan peran yang semakin aktif dalam proses demokrasi dengan berpartisipasi dalam pemilihan umum. Meski dianggap sebagai generasi yang tumbuh di era digital, Gen Z mampu memanfaatkan teknologi untuk menyampaikan aspirasi politiknya.
Gen Z adalah agen perubahan yang harus memperjuangkan prinsip negara Indonesia serta mampu mengatur proses transisi demokrasi kearah yang lebih efektif atau lebih baik terkhusus mampu mengawal proses demokrasi yang berkeadilan.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang telah ditetapkan sebanyak 204.807.222 pemilih dari 38 provinsi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 46.800.161 pemilih dari generasi Z atau setara dengan 22,85% dari total DPT pemilu 2024 (sumber : Databoks.co.id).
Dari jumlah tersebut menunjukan bahwa generasi z cukup menonjol dalam dalam pemilu 2024 sehingga jika pesta demokrasi disalahgunakan oleh gen z tersebut, maka dipastikan sangat berpengaruh terhadap masa depan demokrasi dan negara indonesia.
Generasi Z (Gen Z) menunjukkan partisipasi yang sangat mengesankan dalam pemilu melalui berbagai aktivitas dan tindakan. Berikut beberapa bentuk keterlibatan Gen Z yang signifikan atau berpengaruh terhadap pemilu:
1. Aktivisme Sosial di Media Sosial
Gen Z cenderung menggunakan platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok untuk menyebarkan berita, memobilisasi rekan-rekannya, dan berbagi konten yang mendukung isu-isu penting. Melalui kampanye hashtag dan video kreatif, mereka mampu menciptakan tren dan memperluas jangkauan pesan politiknya.
Media sosial memainkan peran penting dalam memobilisasi Generasi Z. Kampanye politik cerdas menggunakan media sosial untuk menyampaikan pesan yang relevan dan menarik bagi generasi kini. Kesadaran politik masyarakat dan partisipasi pemilih ditingkatkan melalui penggunaan hashtag dan isu-isu viral lewat berbagai media sosial yang digunakan oleh para Gen Z.
Banyaknya misinformasi (informasi palsu) dan/atau disinformasi di dunia digital juga menimbulkan tantangan masa kini dan yang akan datang. Generasi Z bertanggung jawab untuk memilah informasi dan mengembangkan literasi digital untuk membuat keputusan politik yang tepat dengan dampak positif yang tinggi.