Kurang lebih satu bulan kita akan memasuki puncak demokrasi dalam hal pemilihan umum dengan tahapan pemungutan dan penghitungan suara. Komisi Pemilihan Umum (KPU) lewat Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022 telah menetapkan jadwal penyelenggaraan pemilu pada tahapan pemungutan dan penghitungan suara yang jatuh pada tanggal 14 februari 2024, dimana waktu tersebut bertepatan dengan hari valentine atau hari kasih sayang.
Jika pemilu bertepatan dengan Hari Valentine, maka seharusnya ini adalah kesempatan unik untuk menciptakan suasana yang lebih tenang dan tidak terlalu penuh emosional melainkan penuh kasih sayang dalam konteks politik.
Pada dasarnya, hal ini dapat menjadi kesempatan untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya toleransi, dialog yang sehat, dan keterbukaan dalam proses demokrasi.
Meskipun begitu, saat ini tak jarang kita menemukan banyak kasus negatif yang terjadi dalam lingkungan masyarakat atau antar para calon atau kandidat, misalnya terjadi bentrok antara satu dengan yang lain yang berdampak pada hubungan mereka.
Sehingga lewat hari valentine atau hari kasih sayang yang bertepatan dengan pemilu, harusnya ini menjadi peluang besar untuk menciptakan masyarakat yang damai dan penuh kasih sayang yang awalnya berlawanan karena perbedaan pilihan.
Kemudian bertepatan dengan hari valentine, merupakan peluang untuk menjadikan setiap lawan menjadi kawan baik dalam proses pemilu maupun usai pemilu. Mengapa saya katakana lawan dan kawan? Sebab setelah melihat beberapa problem yang terjadi antara para kandidat atau calon atau para pendukungnya yang kadang bersifat diskriminatif atau bentrok antar sesama baik di media sosial atau bahkan secara langsung.
Terlebih untuk para pendukung yang kadang sering konflik antara satu dengan yang lain hanya karena beda pilihan. Sehingga menjadi kawan lewat hari valentine atau hari kasih sayang nanti, merupakan suatu cara menyelesaikan konflik-konflik mini tersebut dengan penuh kasih sebagai upaya memaknai hari kasih sayang.
Kasih sayang bukan hanya bersumber dari para kandidat (calon anggota DPRD dan Presiden) namun lebih penting juga dari berbagai pendukung para calon. Sebab jika tidak dengan penuh kasih, maka dipastikan akan berdampak secara sosial maupun politik misalnya polarisasi masyarakat, ketidakstabilan social, memutus hubungan antar kelompok, kerusakan reputasi pada tingkat internasional dan sebagainya.
Banyak orang suka mengungkapkan cintanya dengan cara yang kreatif, seperti memberikan hadiah buatan tangan, menulis surat cinta, atau merencanakan momen spesial pada hari valentine, namun dalam konteks politik pada pemilu kita akan memberikan suara kita dengan hati yang tulus dan penuh cinta pada pilihan kita tanpa mempengaruhi dan menyinggung orang lain
Pemilu pada tahapan pemungutan dan perhitungan suara yang telah masuk arena hari valentine dengan harapan bahwa pemilu dapat berjalan dengan damai seperti hari valentine atau layaknya sebuah cinta dan kasih sayang yang sementara tumbuh. Pemilu yang penuh kasih sudah dipastikan menghasilkan pemilu yang aman dan damai.