Lihat ke Halaman Asli

Menyoal Janji Jokowi

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1424716478731879690

Presiden Joko Widodo dahulu dalam kampanyenya menjanjikan akan membangun tol atas laut dari Aceh hingga Papua. Alasan pertimbangan atas rencana program tersebut karena Joko Widodo melihat banyak ketidakadilan di Papua sebagai akibat kebijakan yang tidak tepat. Saya sempat bertanya dalam hati, apa beliau tahu benar kondisi di Papua?

"Jalan tol laut itu maksudnya adalah transportasi laut yang kuat, untuk mendukung konektivitas antar pulau sebagai negara maritim," kata Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Nusyirwan Soejono.

Meskipun Nusyirwan mengatakan hal tersebut tidak akan menjadi hambatan tapi rencana proyek merupakan beban besar untuk bagi pemerintahanya mengingat kondisi alam papua memiliki medan yang amat sulit dibandingkan daerah-daerah lainnya. Papua tidak seperti Solo dan Jakarta. Walaupun dua wilayah tersebut memiliki karakter daerah yang sangat berbeda, karakter masyarakat Papua juga masih bisa dikatakan dalam kondisi "api didalam sekam" atau seperti fenomena gunung es. terlihat tenang dan kecil tapi gejolak didalamnya masih banyak misteri. Selama saya di papua, dari kota hingga pedalaman tidak sedikit yang menginginkan "kebebasannya"

Tujuan Jalan tol laut tersebut adalah untuk menekan tingginya harga-harga utamanya diwilayah pedalaman. Sebagai contoh pada tahun 2012 harga termurah semen disana masih dikisaran 900ribu dan harga termahal 1,300 ribu. Saat saya meninggalkan papua harga kayu di kota kenenyam kabupaten nduga mencapai 5juta / kubik untuk semua jenis kayu. Tingginya harga-harga disana karena begitu sulitnya medan yang harus dilalui dan ditambah seringnya konflik yang terjadi.

[caption id="attachment_352692" align="aligncenter" width="300" caption="Pesawat Trigana, Transportasi andalan di pedalaman terpencil"][/caption]

Kebutuhan bahan pokok dan bangunan tidak semuanya bisa dilakukan lewat jalur air dan harus lewat jalur udara seperti diwamena misalnya. Dulu ada proyek jalan darat antara Jayapura - Wamena tapi kelanjutan proyek pembangunan jalan trans Jayapura-Wamena yang kini sudah mencapai jarak sekitar 500 kilo meter, nasibnya sudah makin tidak jelas. Pasalnya, Provinsi Papua melalui Dinas PU tidak lagi mengagendakan proyek tersebut untuk diselesaikan. Tidak dilanjutkannyanya jalan itu karena pihak provinsi menilai tidak akan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, ini lantaran perencanaan awalnya sudah tidak tepat, jadinya proyek tersebut mubazir, tidak dapat dimanfaatkan. Sebenarnya jalan itu sudah pernah tembus ke Wamena, namun karena dimaintain dan tidak digunakan, kini sekarang menjadi hutan kembali.

Sebelumnya, saat berkampanye Jokowi menyampaikan bahwa di Papua banyak terjadi berbagai bentuk ketidakadilan terjadi karena kebijakan yang tak tepat. Jokowi mengungkapkan, ketika nanti diberikan mandat oleh rakyat untuk memimpin, tidak hanya pembangunan SDM melalui revolusi mental, namun keadilan dalam distribusi barang, dalam sistem logistik nasional melalui tol laut yang akan diutamakan.

"Tol laut ini bukan jalan tol di laut. Tol laut adalah koneksitas laut dengan kapal-kapal besar dari Barat ke Timur, semua menghubungkan Indonesia secara cepat," ujar Jokowi.

Sekarang Jokowi sudah menjadi Presiden, tentunya realisasi dari janji kampanyenya sangat diharapkan disana. Untuk mengubah paradigma masyarakat tentang "kebebasannya" tentunya bukan hal yang mudah karena sudah cukup mengakar. Dan bila Presiden Jokowi tidak cuma umbar janji tentu sedikit banyak bisa meningkatkan kecintaan mereka kepada Tanah Air tercinta ini. Dan kita lihat nanti seperti apa jalan tol laut yang sanggup beliau realisasikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline