Lihat ke Halaman Asli

Masih di Jalan...

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setahun lebih saya menyandang gelar sarjana, sebuah gelar yang kuperoleh tidak mudah, enam tahun sebelas bulan dua puluh tujuh hari lamanya waktu yang kulalui untuk sebuah toga yang yang terpasang dikepala, sebuah kebanggan bagi mereka yang menyandang gelar sarjana.
kini gelar itu sudah memperpanjang namaku, tambahan dua huruf yang menghiasi setiap undangan pesta pernikahan kerabat, Muhammad Sahrir, SH. itu nama lengkapku kini.
setelah selesai kuliah selanjutnya adalah bekerja, itu sebuah keharusan untuk melanjutkan hidup.
Bekerja dimanaki?, sebuah pertanyaan yang setiap saat kudengar dari mereka yang mengenalku selain pertanyaan kapan nikah?.
Memilih pekerjaan adalah sebuah pilihan, pekerjaan banyak, tempat bekerja juga banyak, iming-iming gaji yang melimpah, kesejahteraan hidup dan pasti pilihan jodoh.
Pilihan pekerjaan yang banyak justru malah membuat kita pusing, atau justru menjadi alasan tidak ada yang cocok dengan saya, katanya.
Banyak yang menilai bekerja harus dikantor, gedung mewah, pakaian rapi, kendaraan mewah, gaji selangit, atau menjadi seorang pagawai pemerintah dengan pakaian dinas yang katanya mempermudah datangnya jodoh.
Beberapa rekan Mahasiswaku dulu, saat berjumpa kini mereka pun sudah bekerja, bermacam pekerjaan mereka. bekerja dikantoran, pahlawan tanpa tanda jasa, hingga calon pegawai pemerintah.
Saya masih dijalan, belum bekerja, tidak punya kantor......




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline