Lihat ke Halaman Asli

Gadis dari Balik Tirai Usang

Diperbarui: 28 Januari 2023   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menangis, sakit, menjerit
Dialog nestapa dari dunia kala itu
Kisah bersama melawan duka
Merenggut jiwa dalam raga

Satu, dua, tiga. Tidak !!!
Bahkan jemari bukan lagi alat hitungnya
Sampai gila otak menjumlahnya
Korban jiwa mencapai juta
Yang masih berjuang mengharap kesempatan nyawa ada juga, haha
Akan jadi tawa penuh derita

Syair sendu penuh rindu
Mengharap gemerlap dulu yang lalu
Bersumpah atas nama ibu
Tak ingin kufur nikmat-MU
Menghamba dalam tiap doa
Diselimut kain bersih tanpa dosa
Berjanji menjadi lebih baik

Bersyukur sana masih ada pahlawan
Bukan ! Bukan patimura dengan pedang
Bukan soekarno dengan orasi membakar nadi
Baca dengan nama tuhan-MU
Benar mereka dengan balutan putih penuh keringat
Kain terkait di antara mulut dan hidungnya
Berkutat dengan suntikan dan obat-obatan
Dengan alat pelindung pertaruhkan nyawa demi banyak manusia
Alasan tugas negara, jiwa manusia, dan agama
Mereka kuat, mereka hebat, mereka lah pahlawannya

Aduh, bodoh ada kisah yang belum didongengkan
Masih ada mereka,
Haha jangan tanya siapa padaku
Baca bodoh ! lihat ! Baca atas nama tuhan-Mu
Mereka yang masih punya cinta
Menyumbang dengan pundi yang ada
Adalagi mereka yang harus berfikir keras
Sakit katanya kepalanya
Mikir ! Mikir ! Mikir !!!
Iya mikir bagaimana cara membuat manusia mau mikir
Banyak lainnya. Akan terlalu panjang nantinya

Lalu aku apa ? Si pembual yang suka komentar?
Tidak punya uang, otak, apalagi kuasa
Nggak bisa mikir, nyumbang, apalagi nyuruh orang
Setidaknya aku punya hati
Haha tertawakan aku sesukamu
Itulah yang ku punya
Perasaan nurani dalam diri
Berdiam tidak pergi
Tak bergerak agar tetap selamat
Jika aku menang dari duka ini aku juga pahlawan
Setidaknya tidak menambah beban

Tapi aku takut sendiri
Aaaa ! Tidak ! Aku tidak mau
Kawan kasiani nasibku
Temani aku memenangkan duka dengan cara yang tak lara
Bisa, setiap manusia mampu dan bisa
Masih banyak babak yang belum ku ceritakan
Lihat ! Baca ! Sisanya milikmu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline