Lihat ke Halaman Asli

Menjadikan Anak Kritis, Kreatif dan Problem Solver Melalui Pendidikan

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan merupakan suatu program yang bertujuan untuk memberi bekal kemampuan dasar kepada anak didik yang dapat berupa pengetahuan, ketrampilan serta sikap yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan perkembangannya. Dalam hal ini pendidikan memerankan peranan yang sangat penting dalam mengembangkan aspek fisik, intelektual,moral dan sebagainya. Sehingga melalui pendidikan peserta didik akan diberikan bekal pengetahuan umum maupun khusus dalam suatu bidang agar kemampuan intelektual peserta didik dapat berkembang. Kemampuan intelektual disini dapat mencakup kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif dalam menghasilkan ide- ide baru,dan kemampuan menyelesaikan masalah.Akan tetapi bagaimanakah caranya agar pendidikan dapat menjadikan anak kritis, kreatif, dan problem solver ????

Menjadikan anak kritis, kreatif dan problem solver bukan hal yang mudah. Namun ada beberapa cara yang perlu dilakukan oleh guru yaitu misalnya dengan pembaharuan strategi, metode dan teknik pembelajaran. Dengan ini diharapkan guru mampu menjadikan anak kritis, kreatif serta problem solver. Kritis ???? Apa itu kritis ??? Kritis merupakan suatu proses dimana peserta didik dituntut untuk mempresentasikan dan mengevaluasi informasi untuk membentuk sebuah penilaian berdasarkan kemampuan menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya. Dalam pembelajaran untuk menumbuhkan sikap kritis pada diri anak dapat dilakukan dengan misalnya guru memberikan suatu masalah kepada anak didik dan kemudian memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya.

Terkait dengan sikap kritis, anak juga harus mempunyai sikap kreatif. Apakah kalian sudah termasuk orang yang kreatif ??? Kreatif adalah kegiatan mental yang memupuk ide-ide asli dan pemahaman-pemahaman baru. Jadi dalam hal ini diharapkan anak dapat menghasilkan sesuatu yang baru melalui kreatifitasnya. Kreatifitas masing-masing individu pastinya berbeda-beda sesuai dengan tingkat berpikirnya. Akan tetapi sebagai seorang guru perbedaan ini seharusnya bukan dianggap sebagai suatu permasalahan, namun guru harus memahami masing-masing kekreatifan anak serta memikirkan bagaimana untuk dapat menyalurkan kekreatifan tersebut. Untuk memicu kekreatifan pada diri anak pada dilakukan dengan penyediaan lingkungan yang baik agar dapat memberikan anak berpikir kreatif. Atau dapat dilakukan dengan membangun kepribadian baik pada anak, merangsang aktivitas berpikir pada anak serta menstimulasi unsure-unsur/komponen berpikir anak.

Dengan adanya suatu masalah-masalah yang terjadi, anak dapat manganalisisnya, kemudian menerapkan pengetahuan yang dimilikinya, memahami hubungan antara apa yang dipelajarinya dengan kehidupan kenyataan dalam kehidupannya itulah yang disebut sebagai problem solver. Cara untuk menjadikan anak sebagai problem solver dapat dilakukan dengan kegiatan memberikan stimulus berupa masalah-masalah yang perlu diselesaikan kemudian memberikan kesempatan kepada anak untuk memahami nilai dan untuk bekerja sama untuk mengkolaborasikan ide-ide mereka sehingga semua masalah itu dapat terselesaikan dengan baik seperti yang diharapkan.Dengan adanya problem solver ini maka pembelajaran akan semakin hidup. Selain itu, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan yang baru.

Kemampuan berpikir individu berhubungan dengan otak. Teori hemisphere adalah teori yang menjelaskan tentang belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Teori belahan otak kanan adalah belahan otak yang berfungsi dalam hal berkreativitas sedangkan belahan otak kiri berperan dalam kegiatan motorik (motor sequence) yaitu berhubungan dengan logika, analisa, bahasa, rangkaian dan matematika.Otak merupakaan organ yang sangat penting, oleh karena itu kita perlu menyeimbangkan cara kerja otak. Kreatif, kritis dan problem solver merupakan kemampuan yang memberdayakan otak dan berkaitan erat dengan teori hemisphere. Sehingga sebagai seorang guru diharapkan mampu meningkatkan cara kerja otak anak melalui suatu kebiasaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline