Melanjutkan surat terbuka yang saya buat sebelumnya (Surat Terbuka dari Seorang Remaja) yang menjelaskan tentang kebingungan saya terhadap dua sosok Pangeran Nusantara, Prabowo dan Jokowi. Kedua beliau ini punya track record masing-masing. Saya mencoba membaca semua ulasan tentang mereka. Baik yang di publish oleh media netral atau yang kurang netral, link yang banyak di share oleh para pendukung masing-masing di laman media sosial, maupun obrolan-obrolan orang dewasa yang sering saya dengar.
Saya kira belum cukup kapasitas bagi saya untuk berbicara masalah orang dewasa. Namun sebagai remaja, dari semuanya yang pernah saya baca dan dengar, saya menyimpulkan bahwa banyak sekali isu-isu tidak penting yang hanya menambah nyala bara pilpres. Namun ada beberapa hal yang membuat saya ganjal,
- Mengenai hasil penyelidikan oleh KomNas HAM pada kasus 98 yang belum pernah disidangkan sejak 2006. Sangat menarik memang. Tapi yang dibutuhkan sekarang adalah hasil sidang karena Indonesia adalah negara hukum sehingga kita tahu apakah Prabowo bersalah atau tidak. Sebagai generasi yang tidak mengalaminya secara langsung, saya tidak yakin kepada apa yang pernah diucapkan oleh Jenderal-Jenderal kita yang tidak satu suara, karena tuduhan adalah sesuatu yang tidak punya kekuatan hukum, benar?
- Kepentingan asing. Saya kira ini adalah ambigu yang luar biasa. Saya sering membaca teori konspirasi yang sangat menarik menurut saya. Saya akui asing memang cerdik apalagi ada orang yahudi dibagian puncak susunan piramidanya. Saya tidak ingin menuduh Prabowo ataupun Jokowi. Karena pada dasarnya, kita masing-masing individu adalah target yang sesungguhnya. Jadi menuduh bukanlah jalan yang benar. Kita sendiri yang harus berbenah. Mulai dari menggunakan produk dalam negeri, hemat, rajin dan tekun, selalu berinovasi, cinta lingkungan, dan menghargai orang lain .Hal-hal sepele yang anak TK pun pasti hafal, benar?
Siapapun pilihan kita, kita wajib menghargai pilihan orang lain. Jika mulai beramarah ingatlah Tuhan, ingatlah Pancasila, ingat Merah Putih, ingatlah Sumpah Pemuda dan berdoalah semoga pilpres 2014 diberi kelancaran. Jaga perdamaian, toh semua yang kita lakukan adalah untuk Indonesia, benar?
Pekalongan, 3 Juli 2014
Idmand Perdina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H