Kemudahan teknologi membuat sebagian besar masyarakat Indonesia menjadi 'melek teknologi'. Teknologi yang ada sekarang ini semakin mempermudah berbagai macam transaksi. Segala sesuatu beralih dari yang manual menjadi terkomputerisasi bahkan dari manual dan tatap muka menjadi virtual. Teknologi yang semakin pesat mendorong masyarakat menjadi lebih maju dan belajar untuk mengefisienkan waktu. Salah satu kemudahan teknologi juga dimanfaatkan sebagian besar oleh pelaku usaha UMKM. UMKM menggunakan kemudahan teknologi untuk memperlancar usaha yang sedang dijalankan, memperlancar transaksi yang dilakukan dan membuat pelaporan menjadi lebih mudah.
Salah satu yang dilakukan oleh Team Pengabdian Masyarakat Politeknik Negeri Malang adalah pengabdian masyarakat pada salah satu UMKM tembakau yang ada di Kota Kediri. UMKM tembakau Milimukti merupakan salah satu UMKM di Kota kediri yang menekuni usaha di tembakau linting. Mengingat Kediri menjadi salah satu kota dengan adanya penghasil rokok terbesar di Indonesia, usaha ini menjadi usaha yang sangat menarik. Usaha rokok linting yang digeluti oleh para pelaku UMKM menjadi salah satu usaha yang menjanjikan dengan omzet yang cukup besar. Omzet penjualan dari kegiatan rokok linting ini menjadi mata pencaharian utama yang menguntungkan. Usaha ini sangat menjanjikan dikarenakan banyaknya Masyarakat yang mulai beralih dari rokok bermerek ke rokok dengan jenis tembakau linting. Omzet yang diraih oleh pelaku UMKM tembakau Mili Mukti pun tergolong cukup besar, dengan harga rokok linting yang berada dibawah harga rokok pabrikan. Kenikmatan yang diperoleh oleh para pelanggan pun menjadi kunci utama dalam melakukan penjualan. Dengan adanya trend perubahan gaya merokok ditengah maraknya vape dan rokok pabrikan tembakau linting dapat mencapai eksistensinya tersendiri.
Terdapat permasalahan pada usaha rokok tembakau linting ini salah satunya kurang baik dalam melakukan pencatatan keuangan karena masih dilakukan secara manual. Pencatatan dilakukan dengan memasukkan pemasukan dan pengeluaran secara sederhana dan belum dilakukan secara teratur. Transaksi yang ada tidak dilanjutkan ke proses akuntansi, hanya dibiarkan dalam catatan tulisan tangan menggunakan buku atau hanya dalam nota dan kwitansi. Pencatatan transaksi yang masih menggunakan buku-buku secara manual dengan tulisan tangan tersebut juga yang menyebabkan mitra tidak secara rutin dan teratur melakukan pencatatan.
Saat ini mitra belum menggunakan aplikasi dalam melakukan transaksi penjualan pada gerai. Ramainya transaksi penjualan karena banyaknya pelanggan yang datang menjadikan pelaku UMKM tembakau Mili Mukti sering kali tidak mencatat transaksi tersebut sehingga omzet harian tidak terketahui secara pasti. Ketidaksinkronan antara data persediaan menjadi masalah tersendiri, nilai data terjual dan tersedia sering kali menjadikan masalah bagi pelaku usaha. Padahal usaha penjualan tembakau linting ini sangat menjanjikan, mengingat dari tahun ke tahun omzet yang diperoleh semakin tinggi. Tren dari pelanggan yang menjadikan gaya hidup “minum kopi sembari ngerokok” untuk wilayah Jawa Timur khususnya Kediri seolah menjadi hal yang wajib. Hal ini menunjukkan bahwa mitra memiliki peluang yang tinggi dalam meningkatkan penjualan jika juga memanfaatkan media aplikasi kasir sederhana dengan menggunakan Visual Basic V6 sebagai sarana untuk mengetahui perolehan perubahan omzet yang diraih. Gerai toko yang ramai dengan banyaknya customer yang berdatangan membuat para pelaku usaha berpikir untuk dapat menggunakan aplikasi yang mudah dalam merekap transaksi penjualan harian. Salah satunya adalah Aplikasi Kasir sederhana dengan menggunakan Visual Basic 6 yang dirancang khusus untuk mempermudah merekap transaksi penjualan.
Pada saat ini UMKM masih melakukan pencatatan penjualan secara manual dan belum membuat laporan keuangan. Banyak data penjualan yang tidak tercatat. Pada UMKM Tembakau Mili Mukti ini belum menggunakan sistem pengelolaan data terkomputerisasi. Pemilik UMKM Tembakau Mili Mukti ini belum menyadari manfaat dari teknologi informasi, yaitu dapat meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan akurasi data, dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik pada saat menghitung total pembayaran oleh pembeli. Pencatatan manual menjadi sistem pencatatan yang terkomputerisasi merupakan langkah yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan. Penerapan sistem informasi akuntansi merupakan sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Sistem informasi akuntansi meliputi dokumen bukti transaksi, alat pencatatan, laporan keuangan, serta prosedur pencatatan dan pelaporan. Dengan sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi, proses pencatatan menjadi lebih terstruktur dan risiko kesalahan perhitungan dapat diminimalisir. Salah satu pilihan program yang dapat digunakan untuk pencatatan terkomputerisasi adalah dengan menggunakan Visual Basic.
Visual Basic 6.0 memiliki kelebihan yang tidak dimiliki versi sebelumnya. Keunggulan visual basic 6.0 antara lain compiler (proses kompilasi) yang dapat dilakukan dengan cepat, dukungan pengendalian data objek baru, dan dukungan akses Internet. Visual Basic 6.0 dapat membuat tipe datanya sendiri yang dapat disesuaikan. Tipe data ini dapat berupa argumen dan properti, dengan fitur kode asli untuk kompilasi kode sumber, yang akan menghasilkan aplikasi dengan waktu eksekusi lebih cepat.
Dengan aplikasi kasir ini dan pemanfaatannya dapat menjadi sumbang sih bagi kemajuan UMKM khususnya di wilayah kota kediri. UMKM semakin maju dan semakin paham akan pemanfaatan teknologi untuk menunjang bisnis dan usaha yang dijalankan.
Eti Putranti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H