Lihat ke Halaman Asli

Theories of Learning

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Text Box: Nama : Etika Dwi Pangesti Kelas : 3A NIM : K7110525



Teori merupakan hasil penemuan dari beberapa ahli yang kemudian dikembangkan oleh individu untuk dipraktekkan. Sedangkan teori pembelajaran merupakan hasil penemuan dari beberapa ahli yang digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran. Namun tidak semua teori tersusun secara sempurna, pasti memiliki persoalan dan perbedaan yang membedakannya dengan teori lainnya, dan juga memiliki perubahan dari masa ke masa.

Pada umumnya teori-teori pembelajaran memiliki dua arti penting yang pokok.

Pertama, teori pembelajaran menyediakan kosakata dan kerangka konseptual yang bisa kita gunakan untuk menginterpretasi contoh-contoh pembelajaran yang kita amati.

Kedua, masih terkait dengan yang pertama, teori pembelajaran menuntun kita kemana harus mencari solusi atas persoalan-persoalan praktis.

Masing-masing teori menekankan aspek tertentu dalam proses pembelajaran yang perlu kita pertimbangkan. Semuanya berfungsi memperkaya pemahaman kita terhadap situasi-situasi pembelajaran yang kita amati dan membantu kita menemukan solusi atas problema pembelajaran praktis yang kita hadapi.

Macam-macam teori pembelajaran :

1. Teori Behaviorisme

Menurut teori belajar behavioristik, belajar merupakan perubahan perilaku manusia yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Teori belajar behavioristik sangat menekankan pada hasil belajar, yaitu perubahan tingkah laku yang dapat dilihat.

2. Teori Kognitif

Teori kognitif berpendapat bahwa pembelajaran ialah suatu proses pendalaman yang berlaku dalam akal pikiran, dan tidak dapat diperhatikan secara langsung dengan tingkah laku. Kaitan teori ini dalam pembelajaran masa kini yaitu dalam memberikan respon kepada siswa harus disesuaikan dengan kebutuhan kognitif siswa artinya dalam melaksanakan pembelajaran ataupun memberikan stimulus kepada siswa sebaiknya guru harus mengetahui kemampuan setiap siswa sehingga siswa dapat merespon setiap stimulus yang diberikan guru dengan baik.

3. Teori Konstruksivisme

Konstrukvisme memahami hakikat belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi makna pada pengetahuan sesuai pengalamannya. Teori ini mempunyai pemahaman tentang belajar yang lebih menekankan proses daripada belajar, sehingga mengharuskan siswa bersikap aktif. Hasil belajar sebagai tujuan dinilai penting, tetapi proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting, sebab proses belajar, hasil belajar, cara belajar, dan strategi belajar akan mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema berfikir seseorang.

4. Teori Humanisme

Dalam aliran humanisme memandang bahwa belajar bukan sekadar pengembangan kualitas kognitif saja, melainkan juga sebuah proses yang terjadi dalam diri individu yang melibatkan seluruh bagian meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.Salah satu ide yang penting dalam pendidikan humanistik adalah siswa harus mempunyai kemampuan untuk mengarahkan sendiri perilakunya dalam belajar, apa yang akan dipelajari dan sampai tingkatan mana, kapan, dan bagaimana mereka akan belajar.Ide pokoknya adalah bagaiman siswa mengarahkan belajar diri sendiri, sekaligus memotivasi diri sendiri dalam belajar daripada sekadar menjadi penerima pasif dalam proses belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline