Lihat ke Halaman Asli

etica

author, supermom

Pembiasaan Pada Anak

Diperbarui: 9 Januari 2025   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sedikit berbagi nih kompasianer, tentang pembiasaan yang dibentuk pada anak sejak dini. 

Berdasarkan pengalaman pribadi penulis yang telah melahirkan, mendidik dan membesarkan kelima anak dengan jarak usia kisaran 2-3 tahun. Sebagai orang tua yang menjunjung tinggi kejujuran, penting kiranya menerapkan keterbukaan pada anak-anak selama itu mendukung untuk pemahaman dan perkembangan pribadinya.

Salah satu contohnya, pada saat orang tua hendak pergi karena suatu urusan atau pekerjaan. Fenomena pada masyarakat kita, anak-anak --terutama balita, cenderung ingin selalu ikut dan sulit untuk ditinggalkan saat itu juga. Biasanya harus ada cara mengalihkan perhatian atau sembunyi-sembunyi, demi bisa melenggang sendiri tanpa diikuti anak. Namun, kebiasaan ini justru membuat anak merasa dibohongi, dan membuatnya semakin sulit untuk mandiri. Ia mungkin akan menangis hingga meraung-raung, jika tahu orang tuanya telah pergi/ keluar tanpa dirinya. Dan jika itu terus berlanjut, mereka seolah semakin susah untuk mandiri, karena selalu ingin bersama orang tua mereka.

Di sini orang tua punya peranan untuk memperbaiki mental anak, agar tak merasa ditinggalkan tanpa alasan yang jelas. Pada anak-anak yang sejak dini dibiasakan untuk pamit secara baik-baik, menyampaikan alasan secara lugas dan sederhana sehingga anak mengerti tujuan orang tuanya keluar rumah. Maka alasan yang bisa diterima anak, membuatnya rela dan mau menunggu sampai orang tuanya datang lagi. Pembiasaan salim (berjabat tangan) untuk berpamitan juga sangat baik diterapkan sejak dini. 

Balita sekalipun yang terbiasa seperti itu akan lebih mudah mandiri. Penulis sudah membuktikan, pada anak usia kurang dari tiga tahun ia sudah terbiasa ditinggal beberapa jam untuk keluar rumah tanpa perlu drama saat perpisahan/ pamit. Ada jabat tangan, juga lambaian saat melepas orang tuanya berangkat secara sadar, tanpa paksaan. Ia pun kembali asyik dengan mainannya atau teman mainnya kembali.

Pembiasaan ini tentu berlaku pula untuk hal-hal lain yang mengutamakan kejujuran dan keterbukaan sesama anggota keluarga. Jika ada keluhan, kekurangan, harapan, penting kiranya disampaikan dengan baik kepada mereka, meski mungkin belum mampu menangkap makna sepenuhnya. Di samping menambah kosa kata, mengajarkan bagaimana cara bersikap, juga menghilangkan kesalahpahaman yang mungkin muncul karena ketidakjelasan sejak awal.

Jadi, biasakan diri Anda untuk jujur, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Dan jangan lupa beri penjelasan dengan bahasa yang bisa diterima anak-anak, agar mereka belajar memahami apa yang dilakukan orang dewasa ketika tidak bisa membawa serta anak mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline