Lihat ke Halaman Asli

Hanya Untukmu

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Secarik kertas tergenggam di tangan Ethan. Dipandangnya lagi dengan tidak percaya hasil laporan dokter mengenai penyakitnya. Disampingnya Citra teman baiknya, merangkul pundaknya terus memberi dukungan kepadanya sambil menahan air mata yang jatuh menetes.

"Lo yang sabar ya, Than. Gue bakal selalu dukung lo, doain lo terus," kata Citra. "Lo harus kuat, lo ga boleh nyerah gitu aja."

Ethan hanya tersenyum memandang Citra yang sudah menangis.

"Nyerah?" tanya Ethan sambil tertawa. "Gue uda nyerah soal hidup gue sejak dulu, Cit. Lo tau itu, sejak... yah dia ninggalin gue."

"Tapi masak hanya gara-gara seorang cewek lo nyerah soal hidup aja? Masih banyak cewek di dunia ini, gak cuma dia seorang!"

"Penyakit gue sudah ada sejak gue pacaran sama dia. Gue sembunyiin terus dari dia, karena gue gak mau dia  khawatir. Selama itu pula gue berjuang untuk dapat hidup. Tapi, dia ninggalin gue. Dia ninggalin harapan gue," jelas Ethan sekarang memandang langit.

Citra hendak memprotes pendapat Ethan, tapi mengurungkannya. Dia tahu Ethan sangat mencintai Silvy, cewek yang sudah dipacarinnya sejak zaman SMA. Citra mengganggap kalau Ethan dan Silvy akan berakhir di pelaminan mengingat hubungan mereka yang sangat dekat. Tapi, semua berubah sejak Ethan mengetahui penyakit yang mengidapnya. Ethan divonis oleh dokter mengidap kanker otak tapi masih stadium awal. Sejak saat itu, Ethan berubah sikap terhadap Silvy. Silvy yang tidak lagi betah terhadap perubahan sikap Ethan, dan merasa Ethan sudah menyembunyikan sesuatu akhirnya memutuskan hubungannya yang sudah di jalani selama tujuh tahun.

Ethan menerima keputusan Silvy, dia menganggap Silvy lebih baik tanpanya. Tapi, putusnya hubungan Ethan dan Silvy memberi dampak yang sangat besar terhadap Ethan. Dia memilih tidak melanjutkan pengobatannya dan pada akhirnya hal yang paling tidak diinginkan oleh Citra terjadi padanya. Ethan divonis hanya memiliki hidup 75 hari lagi.

"Jangan ada yang tahu soal ini, Cit, termasuk orang tua gue."

"Lo pasti bercanda kan, Than?" tanya Citra tak percaya. Dipandangnya Ethan yang menggelengkan kepalanya, "Orang tua lo harus tahu, mereka punya hak untuk tahu kalau putranya akan meninggal dalam 75 hari lagi. Lo gila kalau ngelarang gue kasi tahu ke mereka."

"Gue minta dengan sangat sama lo, Cit. Gue pengen ngadepin ini sendirian," pinta Ethan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline