Lihat ke Halaman Asli

Curhat

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam itu aku duduk dalam temaram

Memandang bintang dalam hati yang kelam

Lama aku tak berbincang dengan bintang

Setelah aku menghabiskan jutaan malam untuk melanglang

Akhirnya malam ini menjadi tempat jiwaku beristirahat

Kupandangi wajah si bintang sejenak

Dia tersenyum

Dia tahu…jika aku duduk diam seperti ini pasti ada sesuatu yang ingin kuberitahu.

Aku mulai berbicara….

Bintang, kau tau kan aku berulang kali patah sayap…

Sayapnya tumbuh lagi…

Dan aku terbang lagi…

Dan beberapa waktu yang lalu patah lagi…

Dan kini tumbuh sedikit lagi…

Kau tau kan…kalau sayapku patah sakitnya luar biasa?

Mataku mulai berkaca-kaca…

Sayapku baru saja tumbuh…

Dan aku…aku takut kalau sayap ini patah lagi.

Karena rasanya sakit sekali…

Si bintang menghela napas… memegang pundakku sejenak.

“Kamu tau”…katanya.

“Saat sayapmu patah…Tuhan selalu membuatnya tumbuh lagi...dan saat setiap kali sayapmu berganti…kamu bisa terbang lebih tinggi lagi.”

Dan si bintang tersenyum lagi…lalu dia pergi tanpa permisi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline