Lihat ke Halaman Asli

Yuni Cahya

belajar berdamai dengan diri sendiri

Betapa Melelahkan Menjadi Seorang Perempuan

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan perempuan itu bernama aku. Usia 32 tahun. Status menikah (tapi LDR). Istri dari satu suami. Ibu dari dua anak yang masih balita. Tinggal (masih) di rumah orang tua (biarpun baru beli rumah sendiri). Ibuku seorang ibu rumah tangga yang hobby memasak, dan menerima pesanan sambel pecel serta (kadang) menerima katering. Bapakku seorang pensiunan PNS (tapi masih diperbantukan). Tidak mempunyai pembantu/asisten rumah tangga apalagi babby sister. Anak-anakku pengasuhannya dibantu orang tuaku sepenuhnya.

Dan perempuan itu bernama aku. Seorang karyawan swasta. Status kontrak. Jabatan staff operasional. Dan kenyataannya merangkap account officer. Skaligus collector. Skaligus (harus bisa) teller. Skaligus tukang bersih-bersih kantor. Biarpun sekarang sudah ada tukang bersihin kantor yang dibayar patungan dengan teman satu unit. Skaligus juru kuci. Datang paling awal. Pulang paling akhir.

Dan perempuan itu bernama aku. Selalu bangun paling awal. Dan tidur paling akhir. Sebelum berangkat kerja harus memandikan anak-anak, bikinin susu dan sarapan bekal sekolah. Pulang kerja pun juga disambut riuh anak-anak menunggu untuk segera dimandikan. Pulang kerjapun harus ontime. Telat dikit pasti ditelponin ortu. Harus ada kabar sebelum pulang terlambat. Selepas memandikan anak harus menyuapi mereka. Selepas nyuapi harus nyuci baju ataupun nyicil setrika.

Sudah bisa dibayangkan bukan betapa melelahkan menjadi seorang aku. Mungkin ini hanya sebatas garis besarnya saja. Detailnya masih buanyak lagi. Di samping peran perempuan sebagai kodratnya yang tak boleh diprotes lagi. Tapi aku tetap bangga menjadi perempuan, tetap bangga menjadi diriku sendiri. Ini bukan keluh kesah. Tapi sekedar berbagi cerita pelepas penat.

Selamat beraktivitas...............




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline