Lihat ke Halaman Asli

Saepudin Zuhri

Seorang pendidik

Waisak, Ramadan, dan Cinta Kasih

Diperbarui: 7 Mei 2020   10:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

"Cinta kasih adalah bagaikan seorang ibu yang mempertaruhkan nyawanya, melindungi putra tunggalnya. Demikianlah terhadap semua makhluk, dikembangkannya pikiran cinta kasih tanpa batas, ke atas, ke bawah, dan ke sekeliling, tanpa rintangan, tanpa benci dan permusuhan." (Buddha)

Tepat 7 Mei 2020, bersamaan dengan umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Umat Buddha juga merayakan hari besarnya yaitu Hari Raya Waisak 2564 BE/2020. 

Hari raya yang sering disebut Trisuci Waisak, sebutan yang menunjukan tiga peristiwa penting yang terjadi, yaitu kelahiran Pangeran Sidhartha Gautama, tercapainya penerangan sempurna oleh Pertapa Gautama, dan mangkatnya sang Buddha Gautama. Tiga kejadian tersebut---kelahiran, penerangan, kematian--- terjadi pada hari yang sama ketika bulan purnama di bulan Waisak.

Perayaan Waisak di Candi Borobudur dan Candi Mendut ditiadakan terkait upaya memutus rantai penyebaran wabah. Pemerintah melalui kementrian agama juga menghimbau agar peringatan Hari Raya Waisak diselenggarakan di rumah masing-masing. 

Ibadah di beberapa wihara juga dibatasi, tidak lebih dari lima orang. Ceramah para bhikkhu dilakukan secara live streaming. Kondisi yang mungkin terasa berbeda dengan perayaan sebelumnya. Sama dengan yang dialami kaum muslimin dan umat beragama lainnya, yang juga melakukan ibadah di rumah. Semua dilakukan untuk kebaikan bersama.

Berbagai ritual yang dilakukan umat Buddha saat hari raya waisak, bertujuan untuk mengingat kembali ajaran sang Buddha, menyontoh perilaku sang Buddha dan melaksanakan ajaran agama Buddha. Salah satu diantara ajaran Sang Buddha adalah mengembangkan cinta-kasih (metta). 

Cinta kasih yang diajarkan oleh Sang Buddha adalah cinta kasih yang universal. Sehingga, Umat Buddha dalam berbagai kesempatan. Selalu mengembangkan cinta kasih diantaranya dengan memberikan bantuan pada siapa saja yang membutuhkan. Berbagai organisasi perkumpulan umat Buddha tidak pernah absen dalam berdonasi, termasuk kepada warga masyarakat yang benar-benar terdampak atas wabah yang saat ini sedang melanda, siapapun mereka.

Mengembangkan cinta-kasih merupakan nilai universal yang juga merupakan nilai Islam. Bahkan diantara alasan kerasulan Nabi Muhammad Saw. adalah menjadi rahmat (kasih sayang) bagi seluruh alam. 

Kasih sayang juga diharapkan muncul pada pribadi-pribadi yang puasa. Melalui empatinya yang tidak saja merasakan bagaimana kehausan dan kelaparan. Tetapi dengan meringankan siapa saja yang sedang kesulitan. Ramadhan bagi kaum muslimin juga merupakan bulan berbagi cinta kasih, terlebih nanti ada berbagi yang sifatnya wajib bagi yang mampu yaitu melalui zakat.

Kondisi saat ini, yang menyebabkan sebagian besar warga masyarakat mengalami kesulitan. Menjadi momentum yang tepat bagi umat Buddha yang sedang merayakan Waisak dan umat Islam yang sedang puasa. Untuk semakin menguatkan nilai-nilai keagamaannya dalam berkasih sayang dengan sesama manusia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline