Lihat ke Halaman Asli

Demokrasi Abal-abal

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sekitar 1 pekan lagi atau tepatnya pada tanggal 9 april nanti, Indonesia akan menggelar pemilihan umum (pemilu). Pemilu kali ini ditujukan untuk memilih orang – orang yang akan mengisi kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (Kab/Kota, Provinsi, dan Pusat), serta Dewan Perwakilan Daerah. Bagi para pemuja demokrasi, pemilu adalah klimaks dari demokrasi tersebut. Karena Cuma pada pemilulah partisipasi rakyat diperlukan, dan bisa terwujud.

Indonesia katanya adalah sebuah negara demokrasi (buktinya pemilunya rutin). Tapi, benarkah Indonesia betul – betul merupakan negara demokrasi? Benarkah rakyat partisipasi rakyat dalam pemilu? Atau bangsa ini Cuma berpura – pura berdemokrasi.

Demokrasi Indonesia adalah demokrasi perwakilan, artinya rakyat memilih wakil – wakilnya untuk duduk di lembaga perwakilan. Mestinya dalam proses pemilihan wakil rakyat tersebut, rakyat memilih berdasarkan kemampuan dan kapabilitan calon wakil mereka tanpa paksaan dan sogokan. Dan seperti itulah seharusnya demokrasi.

Tapi kondisi realita di negeri ini, para calon berlomba –lomba mempengaruhi pemilihnya dengan hal –hal yang tidak ada kaitannya dengan kompetensinya. Bagi – bagi uang dan barang kepada calon pemilih adalah hal yang lumrah sebelum pemilu. Itulah kondisi demokrasi kita, demokrasi yang abal – abal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline