Lihat ke Halaman Asli

Rotasi Montella Membawa Petaka

Diperbarui: 25 September 2017   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

acmilan.com

Kemenangan atas Udinese seperti sinyal bahwa ada yang salah dengan rotasi yang dilakukan oleh Montella sebagai pelatih AC Milan, saat pertandingan tersebut Milan seperti kesulitan menemukan pola yang cocok untuk diterapkan dalam setiap pertandingan. Formasi 3-5-2 yang dalam beberapa pertandingan digunakan Montella sebagai acuan untuk AC Milan justru membuat para pemain seperti kebingungan. 

Tidak jelas apakah Abate dan Rodriguez diposisikan membantu serangan, lini tengah atau sebagai bek, padahal dalam formasi tersebut posisi mereka sudah jelas sebagai wing back yang bisa membantu serangan, lini tengah dan pertahanan sekaligus, namun peran tersebut sangat gagal dan formasi 3-5-2 sepertinya tidak cocok diterapkan oleh AC Milan.

Formasi 3-5-2 justru merepotkan Milan sendiri, hasil dua pertandingan terakhir di Liga Serie-A dimana Milan kalah melawan Lazio dan menang dengan susah payah melawan Udinese menjadi dasar bahwa Montella harus memiliki variasi formasi yang fleksibel dalam meracik strategi. Namun sangat disayangkan ketika pertandingan melawan Sampdoria, justru Montella mempertahankan formasi tersebut dan terlebih tidak ada kreasi baik secara tim maupun individual yang bisa ditampilkan oleh pemain Milan.

Sebelum pertandingan, Montella memberikan komentar bahwa rotasi pemain akan dilakukan karena banyaknya pertandingan yang akan dimainkan oleh AC Milan dan hampir tidak ada waktu untuk mempersiapkan disetiap pertandingan. Melihat padatnya jadwal pertandingan AC Milan yang bermain juga di Liga Europa membutuhkan banyak rotasi, tapi seharusnya rotasi yang dilakukan oleh Montella sebaiknya dilakukan bukan kepada mayoritas pemain didalam tim, kenapa tidak dilakukan kepada pemain yang performanya buruk?, terlebih formasi 3-5-2 membutuhkan waktu adaptasi bagi para pemain.

Kekalahan atas Sampdoria memberikan sinyal yang kuat bahwa rotasi dan juga formasi yang diterapkan oleh Montella sangat buruk. Lihat bagaimana lini tengah Milan "kopong", lini serang Milan "ompong" dan lini belakang Milan "bolong". Zapata terlalu banyak membuat blunder, sangat lemah sebagai tandem Bonucci dan Romagnoli di lini belakang. Kessie dan Biglia seperti orang bingung, Bonaventura dan Suso terlalu sering kehilangan bola, Abate dan Rodriguez tidak punya ide dan kreasi untuk membantu serangan dan pertahanan. 

Kalinic tumpul karena tidak ada yang mampu menyuplai bola matang kepadanya. Bahkan tidak ada satu pun tendangan dari pemain Milan yang mengancam gawang Sampdoria. Ini sugguh ironis, terlebih Milan sudah banyak mengeluarkan uang yang banyak. Jadi wajar jika Marco Fassone sebagai CEO AC Milan marah besar setelah pertandingan tersebut.

Dua pertandingan selanjutnya di Liga Seria-A sepertinya akan menjadi pertaruhan posisi Montella sebagai pelatih AC Milan, setelah menjalani pertandingan melawan Rijeka di Liga Europa, Milan akan menghadapi AS Roma dan Inter di Liga Serie-A, untuk itu Montella harus berbenah dan mempunyai skema yang baku dalam menurukan timnya. Tidak ada kata lain, Milan harus menang untuk membangkitkan semangat timnya. Jika kalah maka tidak tertutup kemungkinan bahwa jajaran manajemen AC Milan akan mengevaluasi kinerja Montella dan berujung kepada pemecatan.

#WEARETEAM #WEAREACMILAN #FORZAMILAN




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline