Diplomasi penting untuk dilakukan sebuah negara untuk menjalin hubungan dengan negara lain. Banyak cara untuk melakukan diplomasi, salah satu cara diplomasi yang sedang eksis dan juga dilakukan oleh Indonesia adalah Gastrodiplomasi. Gastrodiplomasi merupakan strategi diplomasi dengan cara memperkenalkan budaya lokal dari suatu negara dengan menggunakan kuliner sebagai media yang dapat diterima masyarakat luas dengan mudah. Menurut Chapple-Sokol (2012:161), kuliner menggambarkan sejarah, tradisi, dan budaya yang dimiliki kelompok masyarakat. Selain itu, kuliner juga mencerminkan kebudayaan suatu negara.
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kebudayaan yang beraneka ragam, sehingga menghasilkan kuliner yang juga beraneka ragam. Indonesia memiliki lebih dari 5.350 resep tradisional yang menjadi warisan negara Indonesia. Berdasarkan data dari Negeri Rempah Foundation, terdapat 400-500 jenis rempah di dunia, 275 di antaranya terdapat di Asia Tenggara dan Indonesia menjadi yang paling dominan. Dari hal tersebut, Indonesia dijuluki sebagai Mother of Spices.
Kekayaan rempah di Indonesia menghasilkan makanan dengan cita rasa yang khas juga seperti Sate, Rendang, Soto, Nasi Goreng, dan lainnya. CNN beberapa kali melakukan vote tentang makanan terenak di dunia dan hasilnya Rendang menduduki nomor satu, disusul oleh Nasi Goreng di urutan kedua, dan Sate di urutan keempat belas. Selain itu, mie instan Indomie juga mendunia karena cita rasa khas dari bumbunya.
Perkembangan Gastrodiplomasi Indonesia
Gastrodiplomasi Indonesia dilakukan dengan melakukan acara kebudayaan melalui Kantor Perwakilan Indonesia di luar negeri dan diaspora Indonesia. Kemudian, Kementerian Luar Negeri mengembangkan gastrodiplomasi dengan melaksanakan acara kebudayaan dengan hidangan masakan Indonesia. Acara tersebut dilaksanakan di gedung KBRI atau rumah diplomat Indonesia. Selain itu, KBRI di beberapa negara juga menyelenggarakan festival makanan Indonesia, seperti kegiatan untuk membantu promosi restoran Indonesia oleh KBRI di Amerika Serikat dengan membentuk suatu Restaurant Task Force, pada tahun 2008.
Pada tahun 2011, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengadakan FGD (Forum Group Discussion) tentang promosi kuliner Indonesia. FGD ini diadakan karena timbul kesadaran akan kuatnya kuliner Indonesia. FGD ini juga diharapkan bisa mendapat pengakuan dari masyarakat dan pemerintah, sehingga kuliner Indonesia dapat bersaing di kancah global dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Namun, FGD ini belum bisa berjalan dengan signifikan.
Pada Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri Indonesia tahun 2014-2019, masih belum terdapat rencana tentang gastrodiplomasi. Kemudian, dalam anggaran kegiatan yang berkisar dua puluh miliar rupiah setahun dari Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Indonesia, isu gastrodiplomasi tidak tercantum. Dari hal tersebut, kita ketahui bahwa upaya untuk melakukan gastrodiplomasi tidak mudah karena bertentangan dengan pertanggungjawaban dari Daftar Isian Pelaksana Anggaran.
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia melaksanakan program Co-Branding Wonderful Indonesia Diaspora Restaurant. Program ini dilaksanakan sejak 11 November 2018 bekerja sama dengan kurang lebih seratus restoran diaspora yang tersebar di seluruh dunia. Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan restoran Indonesia yang tersebar di berbagai negara sebagai sarana promosi pariwisata dan memperkenalkan kuliner Indonesia, serta juga memberikan apresiasi kepada restoran yang telah mempromosikan Indonesia di negara masing-masing. Tugas restoran mitra diaspora Indonesia adalah memperkenalkan Wonderful Indonesia: destinasi wisata yang menarik, cerita di balik makanan khas Indonesia, hingga tips dan trik untuk para wisatawan mancanegara yang akan datang ke Indonesia agar mendapatkan pengalaman yang mengesankan.
Strategi Gastrodiplomasi Indonesia di Australia
- Indonesia Cultural Circle (ICC). Program ICC merupakan program yang dilaksanakan oleh KBRI Canberra yang bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP). Program ini dilaksanakan selama tiga sampai empat kali setahun. Tidak hanya lima ikon kuliner Indonesia yang dihidangkan dalam program ini, tetapi juga beberapa kuliner Indonesia dari berbagai daerah, sesuai dengan tema yang diambil. Program ini dihadiri oleh diplomat wanita, Womens International Club Canberra, pebisnis, dan istri dari perwakilan negara sahabat di Australia.
- Festival Kuliner Indonesia. Festival tersebut dilaksanakan oleh KBRI Canberra setiap tahun. Di tahun 2015, Indonesia memperkenalkan Nasi Goreng dan Ayam Goreng melalui Summer Fancy Food Show di Sydney. Lalu, pada tahun 2016, acara Summer Fancy Food Show berhasil mencapai 4.000 kunjungan dari warga negara asing. Kemudian, pada tahun 2018, KJRI melaksanakan A Taste of Indonesia selama delapan hari di Sydney dengan pengunjung sebanyak 1.000 orang tiap harinya. Dalam program tersebut dihidangkan kuliner khas Indonesia diantara Rendang, Sate Ayam lengkap dengan Lontong-nya, dan Risol. Pada program tersebut tidak hanya terfokus pada penyajian kulinernya saja, melainkan juga menjelaskan filosofis dari makanan tersebut.
- Resepsi Diplomatik. Kegiatan ini dilaksanakan oleh KBRI setiap tahun. Acara ini dibuka dengan pergelaran budaya dengan lagu-lagu kebangsaan, seni gamelan, dan pertunjukan tari. Dalam resepsi ini, disajikan Pisang Goreng, Peyek, Klepon, dan Wingko Babat. Selain itu, juga dihidangkan Nasi Tumpeng dan juga penjelasan dari filosofisnya yakni tentang rasa syukur terhadap Tuhan, sehingga membentuk citra masyarakat Indonesia yang religius dan bisa menjaga kerukunan dalam perbedaan di kancah internasional.
- Gastrodiplomacy Training For Diplomat. Program pelatihan diplomat di Australia ini dilaksanakan oleh Kapusdiklat Indonesia. Program ini bertujuan agar para diplomat mampu menyajikan kuliner Indonesia dengan baik ketika diadakan festival budaya. Selain itu para diplomat dituntut untuk berusaha keras dan harus bisa memenuhi empat kriteria yaitu: universally delicious (kelezatan universal), unique (keunikan), aesthetically pleasing (keestetikaan), dan promoting culture (promosi budaya).
Kita telah mengetahui bahwa pemerintah berusaha keras agar Indonesia bisa menjalankan gastrodiplomasi dengan baik. Perlu diperhatikan juga, bahwa tidak hanya pemerintah, tetapi masyarakat dan para pengusaha restoran Indonesia di berbagai negara juga turut andil dalam gastrodiplomasi ini. Kemudian, dari kegiatan gastrodiplomasi di Australia juga berjalan lancar. Terlihat dari banyaknya pengunjung yang datang pada acara kebudayaan di Australia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H