Lihat ke Halaman Asli

PRT Masa Kini

Diperbarui: 5 Agustus 2016   20:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sepertinya jaman memang sudah berubah. Tidak hanya terhadap dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, urusan PRT (pembantu rumah tangga) pun sudah tidak seperti dulu. Hal ini bermula pada setelah lebaran kemarin salah satu mbak di rumah memutuskan untuk tidak kembali *hiks. Akhirnya ajang pencarian pun dimulai. Langkah pertama tentu saja minta tolong existing mbak untuk bawa temen atau saudara barangkali ada yang mau kerja juga, failed. Katanya sekarang rata-rata mereka prefer kerja di pabrik (dulu malah sempat tren kerja di counter hp). Baiklah. Langkah kedua, minta referensi dari vendor-vendor alias tukang kolam, Ibu langganan pijat, mbak-mbak salon, bahkan sampai driver uber (udah mulai desperate). Langkah ketiga, dengan berat hati mulai mempertimbangkan untuk kontak penyalur atau yayasan, itupun telepon sepupu atau teman-teman untuk tanya rekomendasi maupun testimonial mereka yang menggunakan jasa terebut. Hasilnya cukup beragam, baik positif maupun negatif. Maklum, selama ini saya belum pernah pakai jasa itu, apalagi infal pas lebaran (mindset nya masih kuno) walaupun ngga bisa deny bahwa masa-masa itu memang drama banget, apalagi waktu anak masih kecil, sekarang setelah agak besar memang terasa sedikit lebih mudah. Berhubung sudah hampir waktunya bekerja kembali, apa boleh buat coba kontak salah satu penyalur yang direkomendasikan sepupu. Gaji mbak nya sendiri dan admin fee nya agak diatas harga pasar (eh ngga tau juga sih harga pasaran berapa persisnya cuma denger-denger aja).

Oh iya, yang saya bingung setau saya kalau kita cari mbak jaman dulu kita nanya-nanya dulu orangnya baik ngga, ngga aneh-aneh, kerja sungguh-sungguh atau rajin kah, umur berapa, sudah nikah atau punya anak belum dan sebagainya. Lho kok sekarang kebalik ya, malah saya yang ditanya-tanya oleh para kandidat mbak, anaknya berapa, rumahnya besar ngga, kerjaannya apa saja, dan sebagainya.

Galau lagi, akhirnya ngga jadi, kembali ke cara lama, sampai akhirnya ada salah satu mbak nya tetangga denger kalau saya lagi cari, trus ditawari temannya di kampung. Setelah setuju, rencananya minggu depan berangkat ke Jakarta, mudah-mudahan aja diberi kelancaran dan kemudahan ya, dan yang lebih penting lagi ngga PHP (pemberi harapan palsu) hehehe.. Happy Weekend!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline