Lihat ke Halaman Asli

Yang Lebih Parah Daripada Pelecehan Seksual di KA Khusus Wanita

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu 1 : “Aduh, kaki gue diinjek!” ujar Ibu yang duduk di kursi lipat.

Ibu 2 : “Makanya berdiri donk bu, biar ga keinjek, salah sendiri kenapa duduk di bawah! Lagian kereta penuh begini, solider donk! Kita semua juga cape bu!” sahut Ibu yang berdiri.

Itulah cuplikan kalimat yang sehari-hari sering saya dengar di dalam gerbong KA khusus wanita, percakapan antara Ibu-ibu yang duduk di bawah menggunakan kursi lipat dan Ibu-ibu yang berdiri di dalam KA.

Kemarin-kemarin kaum feminis menginginkan adanya kereta khusus wanita yang bertujuan untuk menghindari pelecehan seksual yang sering terjadi di dalam kereta api, tapi setelah kurang lebih 4 bulan berjalan nyatanya menimbulkan masalah baru yaitu banyak pelanggaran yang terjadi di dalam kereta api, dan yang paling menonjol adalah tidak berlakunya peraturan yang paling utama dan peraturan nomor 1 (satu) yaitu : “Dilarang duduk di bawah dan menggunakan kursi lipat”.

Peraturan dibuat untuk kenyamanan para penumpang tetapi ternyata tidak berjalan dengan baik. Setelah kaum feminis mendapatkan haknya dengan mendapatkan kereta khusus wanita, timbul konflik baru yang terjadi diantara sesama kaum feminis dan ini lebih parah daripada pelecehan seksual.  Kaum feminis selalu merasa dirinya ingin merasa lebih diperhatikan, dihargai, dinomorsatukan, itulah yang saya lihat di dalam KA khusus wanita.

Pelanggaran hak asasi disini banyak terjadi misalnya banyak perempuan hamil,  lansia dan wanita yang membawa anak kecil yang tidak diberikan tempat duduk dan malah diacuhkan oleh penumpang wanita lainnya.  Mereka yang sudah mendapatkan tempat duduknya terkadang pura-pura cuek, tidur, asyik dengan hp & bb-nya bahkan mengobrol dengan yang lain.

Bukan hanya itu, terkadang saya jengah dan kesal sekali menyikapi sikap para penumpang kereta api yang duduk di bawah menggunakan kursi lipat ataupun lesehan pakai koran.  Tapi yang lebih membuat dongkol lagi adalah sikap para awak/petugas gerbong yang saya lihat tidak tegas menghadapi ketidakdisiplinan yang dilakukan oleh para Ibu-ibu yang duduk di bawah menggunakan kursi lipat, bukan hanya wanita saja tapi para pria pun banyak yang menggunakan kursi lipat.

Para petugas gerbong sudah sering mendapatkan teguran dari penumpang supaya menertibkan para penumpang yang duduk di bawah tersebut, tetapi ternyata mereka lebih galak daripada petugas, mereka berdalih bahwa masih ada ruang yang cukup untuk para penumpang yang berdiri, padahal apabila kereta sedang penuh-penuhnya kaki para penumpang yang berdiri sangat tidak leluasa dalam bergerak karena penumpang yang duduk di kursi lipat sudah mengambil space mereka dengan seenak udelnya duduk dimana saja, bahkan menghalangi pintu masuk kereta.

Ayo donk para petugas KA, mohon untuk dapat lebih tegas lagi dan konsistenlah terhadap peraturan yang dibuat, kalau semuanya tertib kan Anda juga yang gak repot memeriksa tiket KA.  Untuk apa peraturan tersebut ditempel dimana-mana kalau tidak ada perubahan yang lebih baik, kalau dibiarkan akan semakin parah lagi jadinya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline