Lihat ke Halaman Asli

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

Diperbarui: 13 November 2022   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai seorang pendidik tentunya kita akan menghadapi berbagai persoalan yang terkadang kita dihadapkan dalam sebuah pengambilan keputusan yang sama-sama benar, tetapi kita harus memutuskan satu keputusan. Keputusan yang kita buat tentunya harapan kita dapat bermanfaat untuk orang banyak. Namun, terkadang keputusan itu memberikan dampak atau membutuhkan pengorbanan dari salah satu pihak. Sebagai pendidik maka seyogyanya keputusan yang memberi dampak terkecil itulah yang diambil. Pada suatu waktu saya sebagai pendidik dihadapkan pada satu dilemma pembagian waktu yaitu harus mengisi waktu pelajaran olah raga karena tidak memiliki guru mata pelajaran olah raga sedangkan diwaktu tersebut sebagai peserta calon guru penggerak harus mengikuti kegiatan pendampingan individu.

PERISTIWA (FACT)

Mata pelajaran olah raga adalah mata pelajaran yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar kelas 6, karena pada pelajaran tersebut mereka bisa leluasa menyalurkan bakat olah raga mereka. Pada hari biasa, saya sebagai guru kelas selalu mendampingi siswa melakukan kegiatan olah raga karena memang di sekolah kami tidak memiliki guru mata pelajaran olah raga. Sebagai peserta diklat guru penggerak Angkatan 5, Saya harus melakukan kewajiban untuk mengikuti kegiatan pendampingan individu sebagai salah satu prasyarat proses diklat dalam kegiatan guru penggerak. Dengan adanya keterbatasan waktu yang ada kegiatan tersebut tidak dapat ditunda karena jadwal yang padat disamping itu pendamping praktik harus berbagai waktu dengan peserta yang lain. Hal ini membuat Saya dilemma, mana yang harus Saya lakukan terlebih dahulu, jika menunda waktu jam olah raga anak-anak tentu akan kecewa sebab mata pelajaran olah raga selalu mereka tunggu disetiap minggunya.

Dari permasalahan itu Saya dihadapkan pada pengambilan keputusan yang bijak agar tidak memberikan dampak yang tidak diinginkan. Untuk itu saya memutuskan untuk membuat kesepakatan dengan pengajar praktik agar dapat dilaksanakan lebih pagi, sehingga dapat mendampini anak-anak kelas 6 berolah raga karena tidak mungkin membiarkan anak-anak berolah raga sendiri tanpa ada pendamping.

Untuk melihat seberapa dampak yang muncul dari keputusan tersebut maka dilakukan pengujian keputusan dengan menganalisa keputusan tersebut yaitu:

1. Studi Kasus Pilihan: kasus ini mengandung unsur dilemma etika. Kasus ini memuat paradigma dilemma etika yaitu individu versus kelompok.

2. Prinsip dilemma etika pada kasus ini adalah berpikir berbasis rasa peduli.

3. 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yaitu:

     a. Nilai-nilai yang saling bertentangan adalah nilai individu lawan kelompok.

     b. Yang terlibat dalam keputusan ini adalah saya, pangajar praktik, siswa kelas 6.

     c. Fakta-fakta yang relevan dalam kasus ini yaitu, siswa kelas 6 perlu pendampingan dalam mata pelajaran olah raga karena dilaksanakan di luar kelas. Proses pendampingan individu tidak dapat ditunda karena waktu yang mepet. Pendampingan individu dilaksanakan lebih pagi sehingga CGP dan PP harus datang lebih awal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline