MADIUN - Ngrowo Bening membuka destinasi baru dalam kota berupa Pasar Seni dan Kuliner berkonsep Tempoe Doeloe yang hadir setiap Sabtu dan Minggu dengan tiket masuk gratis,pada Jumat (26/7/2024).
Ragam Kuliner dan Kesenian Tradisional bernuansa tempo dulu
Pasar Seni dan Kuliner Ngrowo Bening, yang digagas oleh Komunitas Kain Kebaya Indonesia (KKI), resmi dibuka oleh Ibu Resmiati selaku Ketua KKI Kota Madiun dan dihadiri oleh Bapak Soeko Dwi Handiarto, Sekretaris Daerah Kota Madiun. Pasar ini memiliki 22 stand kuliner yang menyajikan berbagai hidangan lezat seperti nasi pecel, soto ayam, jenang, ketan susu, nasi tiwul, nasi jagung, dan brongkos, yang semuanya menggambarkan kekayaan kuliner tradisional Indonesia. Selain itu, terdapat 7 stand yang menampilkan kesenian bernuansa lokal seperti batik, wayang, seni lukis, dan kerajinan tangan, serta mainan tempo dulu yang menambah daya tarik pasar ini. Kehadiran pasar ini diharapkan memperkuat pariwisata dan ekonomi Kota Madiun.
Daya Tarik Utama dengan Sistem Pembayaran Unik Menggunakan Bambu
Salah satu daya tarik utama dari Pasar Seni dan Kuliner Ngrowo Bening adalah metode pembayaran yang unik, yaitu menggunakan bambu berwarna. Masyarakat dapat menukarkan bambu kuning dengan uang Rp 5 ribu, bambu merah Rp 10 ribu, dan bambu hijau Rp 20 ribu. Selain itu, keberadaan pedagang berpakaian lurik dan perempuan berkebaya menambah kesan suasana zaman dulu, menciptakan pengalaman yang autentik bagi pengunjung. Hal ini semakin memperkaya nuansa Tempoe Doeloe yang dihadirkan, menjadikan pasar ini tak hanya sekadar tempat berbelanja, tetapi juga sebuah pengalaman budaya yang menyenangkan.
Pasar Seni dan Kuliner Ngrowo Bening buka dari pukul 06.00 hingga 13.00 WIB. Pasar ini tak hanya menawarkan pengalaman otentik, tetapi juga mendapat sambutan hangat dari para pengunjung. Rieta, salah seorang pengunjung, mengungkapkan, “Saya sangat menikmati suasana pasar ini. Selain kuliner dan kerajinan tangan yang menarik, konsep Tempoe Doeloe membawa kenangan indah. Tempatnya juga sangat nyaman dan teduh, membuat saya betah berlama-lama di sini.” Komunitas Kain Kebaya Indonesia (KKI) berharap pasar ini terus berkembang dan menjadi destinasi wisata yang berdampak positif bagi perekonomian lokal serta mengenalkan kekayaan budaya Kota Madiun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H