Aku sedang menunggu film favorite-ku untuk diputar di studio layar lebar.
Dua tiket masuk studio sudah berada di genggaman jemariku. Kemudian, aku memesan dua popcorn dan es kopi. Ah, tipikal diriku sekali, tidak ketinggalan kopi.
Lalu, aku menduduki sebuah bangku dan meja tunggu sambil memainkan gawaiku seperti sedang menunggu seseorang yang akan menonton film favorite-ku bersamaku.
Seseorang itu mengirim pesan, "Aku baru sampai, kamu di mana?"
Secepat kilat aku membalasnya dan mengatakan bahwa akusudah menunggunya di depan studio, bersama popcorn dan es kopi kesayanganku.
Tak lama ia datang menghampiriku, merengkuh tubuhku dan mengusap kepalaku sambil menggumamkan kata maaf karena terlambat datang.
Aku menjawab, "Tak apa, aku belum lama." Padahal gelas es kopiku sudah dibanjiri embun tanda mencairnya es batu di dalamnya. Tapi aku merasa itu bukan masalah, karena akhirnya ia datang.
Suara tanda dibukanya studio telah dikumandangkan, akudan dia berjalan bersama memasuki studio, mencari bangku yang telah dipilih kemudian menonton film favorite-ku bersama minuman favorite-ku dan orang favorite-ku. Meski ia tak paham film apa yang sedang ditontonnya.
Sekarang,
Aku sedang menunggu film favorite-ku untuk diputar di studio layar lebar.
Satu tiket masuk studio sudah berada di genggamanku. Aku hanya memesan minuman favorite-ku di sini, lalu menduduki sebuah bangku dan meja tunggu sambil memainkan gawaiku. Aku terdiam,