Lihat ke Halaman Asli

Esti Maryanti Ipaenim

TERVERIFIKASI

Broadcaster, seorang ibu bekerja yang suka baca, nulis dan ngonten

Alasan Mengapa Kacang Bawang Selalu Habis Duluan

Diperbarui: 15 Mei 2020   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : Kacang bawang (Sumber : liputan6.com)

Anjuran jangan sering-sering makan kacang karena bisa bikin jerawatan, sepertinya tidak berlaku saat Hari Lebaran tiba.

Seingat saya, justru kacang adalah salah satu camilan Lebaran yang paling digemari para tamu yang berkunjung ke rumah untuk silaturrahmi. 

Ibu saya biasanya bisa menyiapkan 5 hingga 6 kilogram kacang tanah, untuk diolah menjadi kacang bawang. Ya camilan kacang bawang menjadi sajian andalan di keluarga kami.

Baru ditaruh sebentar saja sudah ludes dibabat para tamu, tak terkecuali, tua, muda, maupun anak-anak. Biasanya kacang bawang hanya akan bertahan 3 hari di rumah kami. Di hari keempat, bisa dipastikan toples kacang bawang sudah kosong melompong.

Meskipun sajian camilan yang kami sediakan beraneka ragam jenisnya seperti; nastar, kastangel, putri salju, telur gabus, dan masih banyak lagi. Kacang bawang tetaplah selalu yang diincar lebih dulu. Wajar kalau ia pasti jadi camilan yang habis duluan.

Memang camilan kacang bawang termasuk yang mudah diterima di lidah masyarakat Indonesia. Jangan heran kalau banyak perusahaan makanan yang memproduksi camilan kacang ini secara massal. Produknya pun dikemas dengan konsep yang cantik dan menggugah selera.

Para pelaku UMKM juga masih menjadikan kacang bawang sebagai produk camilan andalan mereka. Selain praktis dan mudah dibuat, setiap tahunnya kacang bawang tak pernah sepi peminat.  Ia selalu bisa bersaing dengan camilan kering Lebaran lainnya. Dengar-dengar, omset yang didapatkan penjual pun tidak bisa dibilang sedikit.

Menurut saya, ada dua alasan mengapa kacang bawang selalu habis duluan.

Alasan pertama, karena kacang bawang adalah camilan saat ngobrol yang bikin suasana berkesan santai.

Kita tahu  bahwa momen lebaran adalah saat-saat berkumpul dengan keluarga besar, yang anggota-anggotanya kadang tidak bertemu dalam kurun waktu yang lama. Maka diperlukan pemecah keheningan saat bicara, salah satunya adalah ngemil kacang bawang tentunya. Suara kriuk-kriuk saat Anda menggigit dan mengunyah kacang, memberi kesan relaks pada lawan bicara, sehingga suasana jadi tidak begitu kikuk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline