World Brain Day atau Hari Otak Sedunia jatuh setiap tanggal 22 Juli. Penetapan ini berkaitan dengan sejarah didirikannya The World Federation of Neurology (WFN)pada tanggao 22 Juli tahun 1957 di Brussel, Belgia. Ini adalah sebuah federasi masyarakat yang memberikan perhatian terhadap neurologi dan memiliki misi membina kualitas neurologi dan kesehatan otak di seluruh dunia melalui promosi pendidikan dan pelatihan neurologis global. Dalam prakteknya WFN sangat menekankan programnya pada daerah-daerah di dunia yang kekurangan sumber daya.
Di tahun 2019 ini, tema yang diangkat adalah awareness terhadap bahaya migrain. Seperti yang sudah kita ketahui, migrain adalah sakit kepala dalam berbagai intensitas yang sering disertai mual dan kepekaan terhadap cahaya maupun suara. Penyakit yang sangat berhubungan dengan otak ini kadang diabaikan begitu saja. Padahal kemunculan migrain terkadang didahului oleh gejala-gejala peringatan. Pemicunya termasuk perubahan hormonal, makanan dan minuman tertentu, stres, dan olahraga.
Tercatat dalam penelitian bahwa migrain bisa dialami oleh 1 dari setiap 7 orang di dunia. Di Indonesia sendiri nyeri kepala ini merupakan salah satu keluhan yang sering dilaporkan. Pengabaian jangka panjang terhadap Migrain bisa berakibat fatal di kemudian hari. Bersama dengan gangguan sakit kepala lainnya, migrain merupakan salah satu penyebab utama kecacatan di seluruh dunia.
Karenanya WFN dalam peringatan tahun Hari Otak Sedunia 2019 ini menginisiasi sebuah webinar khusus untuk mengedukasi berbagai kalangan mengenai dampak global dari migrain. Bertajuk "The Painful Truth of Migrain " WFN mengajak semua pihak terutama para penderita miigrain untuk turut bersuara mengenai fakta-fakta yang selama ini diabaikan.
Berikut ini adalah tiga fakta yang dikemukakan :
85 % Penderita Migrain Adalah Perempuan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H