Lihat ke Halaman Asli

Tempat Favorit Saya Untuk Belajar Menjadi Siswa dan Guru yang Berkesan adalah......

Diperbarui: 8 Februari 2016   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Judul diatas menjadi pembuka atas tulisan yang saya tuang saat ini, dimana .....

“Tempat favorit saya  untuk belajar adalah di kebun yang terdapat suara kicau burung dan ditemani angin semilir serta suara gemericik air”

 (menurut saya tempat favorit itu adalah  suatu tempat yang sunyi ditemani oleh suara kicau burung dan tentunya ada fasilitas wifi untuk mengupload tulisan kita dan kita bisa menuangkan segala ide kita untuk kita eksplore lebih dalam lagi sehingga bisa membuat kita nyaman melakukannya)

        xxxxxxxxxx    xxxxxxx     xxxxxxx    xxxxxxx    xxxxxx    xxxxxxx     xxxxxx    xxxxxx

 

Adalah suatu kegiatan “Menulis untuk Refleksi” yang cukup menarik, dilakukan oleh Mbak Dhitta Putti  dimana kami diharapkan membuat sebuah tulisan  dari sebuah tema “ Tempat Favorit untuk Belajar”, dan tulisan yang berhasil yang saya buat adalah tulisan di atas

Dan akhirnya kita diharapkan bisa memuat satu buah tulisan  sebagai bagian dari refleksi pengalaman menjadi sesorang siswa dan pengalaman mejadi seorang guru.

Pengalaman saya menjadi seorang siswa.....

Adalah ketika saya mendapatkan teguran yang sangat keras  dari seorang guru Olah Raga yang menurut saya sangat menjengkelkan  saat karena pada saat saya tidak membawa baju olahraga saya tidak langsung melapor kepada  Bapak Guru  (karena memang sejak awal saya tidak suka dengan sifat arogan guru tersebut ) dan ini merupakan sebuah pengalaman yang paling tidak menyenangkan saat itu. Kemudian dia meminta agar wali saya segera datang ke sekolah diminta untuk datang bertemu dengan beliau di sekolah. Kebetulan yang menjadi wali saya saat itu adalah  tante saya, maka sekolah pun akhirnya memanggilnya tante saya.  Cuma cerita  menjadi agak  menggelikan karena pada saat tante saya dipanggil ke sekolah untuk bertemu dengan Guru Olah Raga saya, usut punya usut ternyata Guru itu adalah teman main guru Olah Raga saya yang pernah sempat memiliki perasaan  “ suka” dengan tante saya, jadi yang tadinya saya merasa ketakutan akan kejadian itu, akhirnya menjadi geli sendiri, saat melihat peristiwa pemanggilan menjadi ajang suasana untuk saling bertukar cerita tentang kondisi masing-masing, dan pada akhirnya, sama sekali tidak membahas kejadian yang sedang saya hadapi.Syukur rasanya hari itu bisa saya nikmati sebagai peristiwa yang menggelikan dan bukan sebagai peristiwa yang menyebalkan.

 

Pengalaman mengajar yang paling berkesan ketika saya menjadi seorang guru.....

 

Sebelum saya menjadi seorang guru sekolah, saya sempat menjadi seorang guru les. Mata pelajaran yang saya ajarkan adalah  pelajaran ekonomi.  Karena saya adalah seorang guru les, maka tentunya yang mencari guru les ekonomi sangatlah jarang.  Akhirnya saya memberanikan diri untuk menjadi guru les matematika,  fisika dan bahasa inggris.  Salah murid yang menjadi murid les saya adalah adalah salah seorang murid dari sekolah nasional plus dengan kemampuan bahasa inggris dan matematika yang cukup baik.  Melihat kenyataan yang ada , justru tidak membuat saya jadi malu untuk berusaha, malahan menjadi sebuah tantangan bahwa saya meskipun guru Ekonomi, tetapi karena saya adalah guru les maka saya pun berusaha untuk menjadi guru les profesional, dan akhirnya saya datang ke rumahnya.  Awal saya mendatangi rumahnya, adalah perasaan takut tidak bisa menjadi guru les yang baik, karena tentunya harapan orang tua calon murid les saya adalah saya mampu menjadikan anaknya lebih baik dari sebelum diberikan les.  Akhirnya setiap kali saya mendapatkan soal yang tidak dapat saya jawab, saya selalu bilang, “Ini soal anak kuliahan harus buka buku miss di rumah dulu”, yang pada kenyataannya justru saya berikan kepada suami saya untuk diselesaikan.  Dan keesokan harinya pada saat les saya dengan pedenya memberikan jawaban  dari suami saya kepada anak murid les saya, “Nah sekarang kamu hebat kan  udah mengerjakan soal setaraf anak kuliahan!” Tapi meskipun begitu, saya pun setiap pulang memberikan les,jadi harus  pontang panting belajar bahan seperti matematika, fisika dan bahasa inggris, yang akan diberikan keesokan harinya.  Dan akhirnya anak itu dapat lulus dengan nilai yang baik, dan sekarang tengah melanjutkan studi di Malang di salah satu SMA favorit. Yang mana juga masih merupakan satu almamater dengan saya.  Betapa bangganya saya, ternyata saya bisa memberikan sesuatu yang terbaik sehingga murid les saya bisa Lulus UAN dengan nilai baik saat itu!

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline