10. Peran Lingkungan dan Budaya dalam Perkembangan Sosial-Emosional
Lingkungan dan budaya memegang peranan penting dalam membentuk perkembangan sosial-emosional individu. Perkembangan ini dipengaruhi oleh bagaimana seseorang tumbuh, berinteraksi, dan menghadapi norma yang berlaku dalam lingkungan dan budayanya.
Peran Lingkungan
1. Lingkungan Keluarga:
Keluarga adalah lingkungan pertama yang membentuk kemampuan sosial-emosional anak. Pola asuh yang suportif dan penuh kasih sayang mendorong anak untuk belajar mengenali dan mengelola emosinya. Sebaliknya, pola asuh yang kasar atau tidak responsif dapat menghambat perkembangan ini.
2. Lingkungan Sekolah:
Sekolah menjadi tempat anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa di luar keluarga. Sekolah yang menciptakan lingkungan aman, inklusif, dan mendukung memungkinkan anak mengembangkan keterampilan sosial-emosional.
3. Lingkungan Masyarakat:
Nilai-nilai sosial yang diajarkan dalam masyarakat, seperti kerja sama, rasa hormat, dan tanggung jawab, sangat memengaruhi perkembangan sosial-emosional.
Peran Budaya
Budaya menentukan bagaimana seseorang memahami dan mengekspresikan emosi serta bagaimana mereka berperilaku dalam situasi sosial.
1. Norma Budaya:
Setiap budaya memiliki norma yang berbeda mengenai cara mengelola emosi. Misalnya, budaya kolektivis seperti di Indonesia cenderung menekankan pentingnya harmoni sosial dan pengendalian emosi negatif.
2. Nilai Budaya:
Nilai-nilai seperti gotong royong, empati, dan rasa hormat terhadap orang tua sering diajarkan sejak dini melalui cerita rakyat, upacara adat, atau tradisi lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H