Lihat ke Halaman Asli

Esti Dwiyanti Triyono

Universitas Indraprasta PGRI

Etnomatematika: Melihat Budaya Jawa dari Perspektif Matematika

Diperbarui: 13 Juli 2022   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada kehidupan sehari-hari kita tak terlepas dari hal yang namanya budaya. budaya sendiri artinya segala aktivitas dan kebiasaan manusia yang terdiri atas kepercayaan, pengetahuan, moral, adat istiadat dan lain sebagainya.

 Suku Jawa identik dengan banyaknya kebudayaan, kepercayaan dan tradisi yang tersebar luas di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur yang masih dalam cakupan suku Jawa.

Kebudayaan, kepercayaan, dan tradisi yang ada di suku Jawa beberapa diantaranya ternyata berkaitan dengan ilmu matematika. matematika sendiri adalah ilmu dasar bagi ilmu pengetahuan yang lain. 

Tanpa disadari matematika sangat dekat dengan kita baik di kehidupan sehari-hari maupun di kebudayaan, kepercayaan, dan tradisi yang ada di masyarakat. Berikut beberapa kebudayaan Jawa yang memiliki konsep matematika didalamnya, antara lain:

1. Motif Kain Batik

Di Jawa terkenal akan produksi kain batiknya, terbukti oleh julukan kota Pekalongan sebagai kota Batik. Berbagai macam motif kain batik di suku jawa yang terkenal, yaitu batik parang kusumo, batik ceplokan, batik sekar jagad, dan masih banyak lagi.

Kain batik sendiri memiliki motif dan pola-pola atau corak-corak yang indah dan beragam. pada motif kain batik tentulah memerlukan unsur matematika dalam pembuatannya. Konsep matematika yang digunakan, yaitu konsep lingkaran, garis lurus, garis lengkung, simetris, reflektif dan rotasi. 

selain itu, geometri pun sering digunakan dalam pembuatan batik. Konsep matematika tidak selesai pada pembuatan polanya saja, tetapi juga pada menghitung perbandingan letak pola yang satu dengan pola yang lain agar menghasilkan motif yang seimbang.

2. Permainan Tradisional

Permainan Tradisional adalah permainan yang sudah ada turun temurun dan masih dimainkan hingga sekarang. Permainan Tradisional sendiri mengandung nilai-nilai budaya di dalamnya, yaitu nilai kesenangan, kebebasan demokrasi, kebersamaan, dan juga kejujuran yang sebenarnya dapat membentuk karakter anak.

Permainan tradisional adalah aktivitas bermain dengan berkelompok, menghitung, berpikir secara logika, dan lain sebagainya. Di suku Jawa ada permainan yang masih dimainkan sampai sekarang yaitu Dakon atau Congklak, permainan ini biasanya dimainkan oleh 2 orang dan membutuhkan papan congklak dan biji untuk memainkannya. 

Permainan Dakon ini juga memiliki konsep matematika didalamnya, yaitu konsep penjumlahan, pengurangan, dan pembagian.

3. Bilangan Jawa

Masyarakat jawa memiliki basis bilangan yang secara turun temurun dipergunakan dalam berkomunikasi. Misalnya dalam satuan berat, satuan panjang, maupun satuan jumlah tertentu. Angka-angka jawa ini sebenarnya sudah mengikuti konsep bilangan asli dalam matematika. contohnya 1 (Siji), 2 (Loro), 3 (Telu), 4 (Papat), 5 (Limo), 6 (Enam), 7 (Pitu), 8 (Wolu), 9 (Songo), dan 10 (Sepuluh). 

Di suku jawa, khususnya di jawa timur, masyarakat dalam menjalankan kehidupan sehari-hari menggunakan satuan lokal untuk memudahkan dalam berkomunikasi. Ada 3 golongan satuan lokal yang digunakan, yaitu 

a) Satuan lokal bahan makanan, meliputi sejumput dan secakup untuk satuan cabai, Unting untuk satu ikat kacang panjang, Tundun untuk satuan tunggal dan sejinah untuk satuan setiap biji jagung.

b) Satuan lokal bibit ikan (Rean), Rean adalah satuan lokal bibit segala ikan lele, bandeng, udang, dan ikan budidaya lainnya dimana harga 1 Rean = 500 bibit ikan.

c) Satuan lokal sawah, yaitu satuan ukur tanah dimana 1 bata = 14 m.

4. Perhitungan Weton

Dalam kebudayaan Jawa ada istilah yang namanya weton. Weton adalah gabungan antara hari lahir dengan pasaran jawa yang kemudian menghasilkan angka tertentu. Angka pada hari lahir, yaitu Senin(4), Selasa(3), Rabu(7), Kamis(8), Jumat(6), Sabtu(9), Minggu(5). 

Sedangkan angka pada pasaran jawa, yaitu Pahing(9), Pon(7), Wage(4), Legi(5), dan Kliwon(8). Perhitungan weton ini sendiri masih digunakan sampai sekarang. Biasanya digunakan sebagai perhitungan jodoh, perhitungan hari mantu atau ijab pengantin, dan hari pasaran untuk perkawinan.

Cara menghitung weton dengan menjumlahkan angka yang didapat dari angka hari dan angka pasaran. Contohnya jika lahir Minggu Wage maka perhitungannya 5+4 sama dengan 9. Maka angka 9 inilah yang dimaksud dengan weton. dari angka 9 ini biasanya akan dijadikan dasar dalam memperhitungkan atau meramalkan adat Jawa.

Itulah beberapa budaya Jawa yang mengandung unsur-unsur matematika. Sebagai masyarakat suku jawa haruslah menggali unsur-unsur yang ada di dalam kebudayaannya, kepercayaan, serta tradisi yang berkembang di wilayahnya agar bisa menjadi pengetahuan dan juga bisa dikembangkan menjadi lebih baik di kemudian hari.  

Dengan menggali konsep matematika  pada suatu kebudayaan kita bisa menyadari bahwa matematika itu ada di sekeliling kita ada di keseharian kita. 

Oleh karena itu, belajar matematika sangatlah penting terlebih untuk melestarikan budaya sendiri. Sebaliknya dengan menggunakan budaya, belajar matematika dapat tersampaikan lebih baik karena mudah merupakan keseharian yang kita jalani.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline